Kamis, 19 Desember 2013

HUKUM MEROKOK DI DEKAT ORANG YANG MEMBACA AL-QUR'AN

Raden Madura BlogSpot, Tidak henti-hentinya perdebatan tentang hukum merokok antara ulama’ salaf (tradisional) dan ulama’ khalaf (sekarang), sebagian dari mereka berpendapat haram dan sebagian yang lain menghukuminya dengan makruh, tapi dengan catatan bahwa hukum makruh tersebut condong kepada hukum haram.

Sedangkan sebagian besar para ulama’ telah menyepakati hukum haram merokok ditempat-tempat yang di agungkan atau di anggap mulia, seperti Masjid, Halaqoh (tempat perkumpulan) pembaca Hadits-Hadits Nabawi, Majelis Ilmu dan yang lainnya. Wajar saja, mengingat tempat-tempat tersebut memiliki nilainya tersendiri. Sehingga menuntut siapapun yang memasuki kalangan tersebut harus tunduk pada etika dan norma yang berlaku.
 
Oleh karena itulah Islam melarang merokok di ruang/tempat tersebut, karena dianggap tidak etis dan tidak menghormati tempat itu. Alloh Subhaanahu Wata'ala berfirman :
 
(في بيوت أذن الله أن ترفع ويذكر فيها اسمه (النور:36
 
"Rumah-rumah Alloh adalah untuk menyuarakan nama-Nya dan mengingat-Nya."
 
Demikianlah keterangan Rosululloh Shollaalloohu 'Alaihi Wasallam dalam hadisnya riwayat Aisyah Rodhialloohu 'Anha yang mendasari haramnya merokok di dalam Masjid yang merupakan rumah Alloh Subhaanahu Wata'ala.

أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم ببناء المساجد في الدور أن تنظف وتطيب
 
"Rosululloh memerintahkan membangun Masjid-masjid untuk di indahkan dan dijaga kebersihannya."
 
Dalam kitab Fatawa Isma’il Zain menuturkan tentang hukum merokok didekat orang yang sedang membaca Kitab Suci Al Qur'an adalah haram, karena hal tersebut termasuk kategori su’ul adab (etika buruk) dan tidak memuliakan tempat-tempat yang dimuliakan.

إذا كان بحضرة قراءة القرأن فإن شرب الدخان فيه حينئذ حرام لما فيه من سوء الأدب
 والإستهتار بمجالس العظيم
 
"Merokok didekat orang yang sedang membaca Al Qur'an hukumnya adalah haram, karena hal tersebut merupakan su’ul adab dan tidak memuliakan tempat-tempat yang dianggap mulia."
 
Sumber : http://www.muslimedianews.com

CUKUP MENYISIHKAN SEBUTIR BERAS PER ORANG (PENGALAMAN NEGERI CHINA)


Beijing City

China yang sekarang muncul sebagai negara super power dahulunya pernah sangat miskin. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 1 miliar waktu itu bukanlah hal yang mudah bagi pemerintah China untuk meningkatkan kesejahteraaan rakyatnya. Hutang luar negeri dari negara sesama beraliran komunispun menjadi gantungannya, yaitu dari negara Uni Sovyet. Berikut ini kisah yang dikutip sebagiannya dari blog tribunners (Tribunnews.com).

Tembok Besar China

Alkisah, suatu hari terjadi selisih paham antara Mao Zedong (pemimpin China waktu itu) dengan pemimpin Uni Sovyet. Perselisihan menjadi panas sampai keluar statement dari pemimpin Uni Sovyet, "Sampai rakyat China harus berbagi 1 celana dalam untuk 2 orang pun, China tetap tidak akan mampu membayar hutangnya."
 
Ucapan yang sangat menyakiti perasaan rakyat China itu akhirnya disampaikan Mao Zedong kepada rakyatnya dengan menyiarkannya melalui siaran radio secara terus menerus dari pagi hingga malam ke seluruh penjuru China, dia juga mengajak seluruh rakyat China untuk bangkit dan melawan penghinaan tersebut dengan berkorban. 

Isi ajakan Mao Zedong kepada rakyatnya adalah dengan menyisihkan sebutir/butiran-butiran beras. Ya, hanya dengan menysisihkan butiran-butiran beras untuk setiap anggota keluarga pada setiap kali mereka akan memasak. Jika 1 rumah tangga terdiri dari 3 orang, maka cukup menyisihkan 3 butir beras saja.

Pada akhirnya, beras yang disisihkan dari 1 miliar penduduk China tersebut, terkumpul dan menghasilkan 1 miliar butir beras setiap harinya. Bisa dibayangkan jika hal itu dilakukan berbulan-bulan atau bahkan hingga setahun, hasilnya tentu sangat luar biasa.

Nah, hasil dari pengumpulan beras secara rutin tersebut disetor ke pemerintah China untuk dijual. Uangnya digunakan untuk membayar lunas semua hutang negara kepada Uni Sovyet yang telah menghina mereka. Akhirnya China berhasil melunasi hutang-hutangnya dalam waktu yang sangat cepat. 

Keterhinaan yang mendalam yang dirasakan tersebut telah membangkitkan rasa nasionalisme rakyat China untuk bangkit dan bersatu. Oleh karena itu, kisah ini bisa dijadikan contoh bagi bangsa lain yang tengah terpuruk dengan hutang-hutang yang menumpuk. 

Jangan mengabaikan hal-hal kecil yang justru bisa menjadi kekuatan besar dimasa depan. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi dan memberi motivasi bagi pemimpin negara di dunia dan rakyatnya.

Minggu, 15 Desember 2013

NAMA-NAMA PROVINSI DAN IBUKOTA DI INDONESIA

Nama-Nama Provinsi Di Indonesia Hingga April 2014
Hanya Ada Satu Provinsi Baru Yaitu Kalimantan Utara

NO
NAMA PROVINSI
IBUKOTA
1
Nanggroe Aceh Darussalam     
Banda Aceh
2
Sumatera Utara                       
Medan
3
Riau
Pekan Baru
4
Kepulauan Riau
Tanjung Pinang
5
Sumatera Barat
Padang
6
Jambi  
Jambi
7
Bengkulu         
Bengkulu         
8
Sumatera Selatan                     
Palembang
9
Bangka Belitung           
Pangkal Pinang
10
Lampung                                 
Bandar Lampung
11
Banten             
Serang
12
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Jakarta
13
Jawa Barat                              
Bandung
14
Jawa Tengah   
Semarang
15
Daerah Istimewa Yogyakarta   
Yogyakarta
16
Jawa Timur                              
Surabaya
17
Bali                                         
Denpasar
18
Nusa Tenggara Barat               
Mataram
19
Nusa Tenggara Timur              
Kupang
20
Kalimantan Barat                     
Pontianak
21
Kalimantan Tengah      
Palangkaraya
22
Kalimantan Timur        
Samarinda
23
Kalimantan Utara         
Tanjung selor
24
Kalimantan Selatan      
Banjarmasin
25
Sulawesi Utara
Manado
26
Gorontalo                    
Gorontalo
27
Sulawesi Tengah
Palu
28
Sulawesi Barat             
Mamuju
29
Sulawesi Selatan
Makassar
30
Sulawesi Tenggara
Kendari
31
Maluku Utara
Ternate
32
Maluku
Ambon
33
Papua Barat
Sorong
34
Papua
Jayapura
 

MAKANAN KALENG DIDUGA BANYAK TERPAPAR BPA (BISPHENOL-A)


New York. Senyawa kimia BPA (Bisphenol-A) adalah zat kimia yang berbahaya bagi sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh dan menyebabkan kanker. Baru-baru ini peneliti menemukan paparan BPA pada makanan kaleng diduga lebih banyak dari pada botol plastik.
 
Selama ini, BPA diketahui banyak terdapat di botol plastik. Studi terbaru menemukan bahwa ternyata paparan BPA diduga lebih banyak pada makanan yang dikemas dalam kaleng, seperti sarden, minuman kaleng, susu formula, cornet, buah kaleng, dan lainnya, ketimbang makanan yang dikemas dengan botol plastik.

Paparan BPA makanan kaleng jauh lebih luas daripada botol plastik, ujar Shanna Swan, seorang profesor dan peneliti di University of Rochester di New York, seperti dilansir dari Foxnews, Kamis (10/6/2010).

BPA merupakan senyawa kunci lapisan resin epoksi (epoxy resin) yang menjaga makanan tetap segar dan mencegah makanan tersebut berinteraksi dengan logam dan perubahan rasa.

Seperti dikutip dari Reuters, dari beberapa studi, BPA tidak hanya dikaitkan dengan kanker, tetapi juga obesitas, diabetes, penyakit jantung, kerusakan saraf, impotensi bahkan hingga kematian.

Pada makanan kaleng, lapisan tipis resin epoksi berada di antara makanan dan kaleng, yang membantu menjaganya tidak saling berinteraksi dan mencegah proses karat.

Resin ini disemprotkan ke dalam kaleng dan dapat mengering seketika. Ribuan perusahaan minuman besar internasional diduga menggunakannya untuk melapisi kemasan kaleng produksi mereka.

Tanpa lapisan resin ini, makanan yang dikemas akan lebih cepat hancur. Kaleng yang kurang senyawa kimia ini pun akan meledak di rak-rak toko bila kaleng tersebut bereaksi dengan logam.

Pertama kali disintesis pada tahun 1891, BPA adalah pengeras komersial, yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari perahu plastik hingga alat penghitung uang.

Sebagai senyawa penting dalam lapisan resin epoksi, BPA bertindak sebagai bagian dari dasar polimer kompleks, dan pertama kali digunakan pada tahun 1940 dalam makanan kaleng.

Yang lebih mengkhawatirkan, menurut Prof Swan, paparan BPA diduga paling banyak ditemukan pada kemasan kaleng susu formula, baik susu formula untuk balita maupun ibu hamil.

Hugh Taylor, seorang profesor dan peneliti di Universitas Yale yang membantu memimpin penelitian tentang BPA mengatakan, bahan kimia ini mengubah cara merespons gen estrogen dan membuka peluang bayi di dalam rahim terkena kanker di kemudian hari.

“Saya mengatakan pada pasien hamil saya untuk menghindari produk yang mengandung senyawa berbahaya ini. Bahkan paparan singkat pada kehamilan dapat menyebabkan kerusakan permanen,” ujar Hugh Taylor yang juga merupakan seorang ginekolog.

Karena BPA telah dianggap aman sejak lama untuk kemasan kaleng, hanya sedikit penelitian yang dilakukan untuk dapat menemukan pengganti senyawa yang ternyata berbahaya ini.

Saat ini, tidak ada resin epoksi jenis lain yang dapat memberikan tingkat keamanan pangan, stabilitas durasi, dan efektivitas biaya untuk mempertahankan daya simpan buah dan sayuran dalam kaleng,” ujar Steve Russell, kepala divisi plastik untuk American Chemistry Council, sebuah grup perdagangan industri.

Namun, hal ini tidak terjadi pada botol plastik. Dalam industri, penggantian BPA dalam botol plastik jauh lebih mudah. Alternatif untuk plastik dengan BPA, seperti polietilen yang paling sering digunakan untuk membuat tas belanja, dan polypropylene, yang membuat botol air segar. (detik health)