Minggu, 19 Januari 2014

CARA ATASI GALAU

Sesungguhnya Alloh Subhaanahu wa Ta’ala telah menciptakan insan dengan setiap pernak-pernik dan problema. Termasuk ketentuan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala pada hamba adalah menjadikan setiap insan mengalami rasa risau dan galau. Ya, galau. Suatu kata yang sangat populer di telinga kita.

Alloh Subahaanahu wa Ta’ala berfirman : 
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam kesusahan.” (QS. Al Balad: 4). 

Kata “al-insan” di sini maksudnya umum. Yakni mencakup semua manusia tanpa kecuali. Ini dikarenakan adanya alif lam istighro lil jinsi, maknanya mencakup semua jenis umat manusia tanpa pengecualian. Dalam ayat ini juga dikuatkan dengan menggunakan “fii dorfiyyah“ yang menunjukkan makna “senantiasa”, yakni senantiasa tenggelam dalam kegalauan dan kesusahan. 

Maka, untukmu yang sedang galau… Jangan merasa seola-olah hanya engkaulah satu-satunya orang yang merasakan galau. Semua manusia pasti mengalami apa yang engkau alami. 


NILAI-NILAI KEGALAUAN

Setelah kita tahu bahwa setiap manusia mengalami yang namanya galau, kita juga harus tahu bahwa galau itu beragam. Secara garis besar, nilai dari sebuah kegalauan itu ada dua, yaitu: 

  Galau Yang Mulia (Humumun ‘Aliyah). Ini adalah galaunya orang-orang pilihan. Galaunya para nabi, para rasul, orang-orang shalih, ahlul ilmi dan ahlu ibadah. Para nabi dan rasul juga galau, tapi galaunya karena melihat fenomena dakwahnya. Mereka merasa sedih dan galau ketika ada yang menolak dakwah. Orang shalih dan ulama galau melihat kondisi dakwah dan umat. Ahli ibadah galau karena takut ibadahnya kurang, belum ikhlas, atau yang semisalnya. Kita bisa mengambil kisah kegalauan mereka dari kisah asal-usul adzan. Maka lihatlah bagaimana Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam merasa galau dengan urusan mengumpulkan kaum muslimin ketika shalat. Dan kegalauan dirasa manakala semua usulan tentang panggilan itu (maksudnya bagaimana cara memanggil orang untuk sholat) tak berkenan di hati Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam. Maka Alloh Subhaanahu wa Ta’ala obati kegalauan ini dengan syariat adzan. Lihatlah bagaimana Rasul junjungan kita galau, cemas, dan resah. Akan tetapi keresahannya adalah keresahan dan kegalauan dalam dakwah.

  Galau Yang Merusak Ketenangan. Sebagian pihak banyak yang merasa galau dikarenakan maksiat yang dia kerjakan. Kegalauannya merusak diri dan ketenangan hidupnya. Jangan disangka ahli maksiat itu hepi-hepi saja dengan perasaannya. Maka, nilai rasa galau yang seperti ini hanyalah merusak ketenangan batin saja.

  Kebanyakan manusia yang hidup di dunia ini. Dia galau karena permasalahan dunia yang melanda pribadinya. Galau karena dipecat, galau karena merugi usahanya, galau dan resah karena lamaran ditolak, atau kegalauan yang lain mengenai urusan dunianya. Maka kegalauan ini perlu dibina agar menjadi sarana ketaatan dan dijauhkan dari pintu-pintu menuju kerusakan hati dan jiwa. 

Bukanlah esensi agama ini memberi petunjuk untuk menghilangkan kegalauan duniawi. Ini hal yang mustahil, karena sifat galau sudah tabiat. Tapi yang terpenting adalah bagaimana mengelola agar galaunya bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya. 

Terapi Galau Untuk saudaraku yang sedang galau…
Setelah kita tahu karakteristik dan nilai kegalauan, maka butuh untuk kita kenali terapi kegalauan yang dibutuhkan. Tentu hanya kegalauan pada poin 2 dan 3 yang butuh diterapi. Kegalauan yang pertama harus tetap dipertahankan. 

Untukmu yang dilanda galau karena maksiat, inilah terapi yang anda butuhkan
 
    Taubat dan istighfar
Perhatikanlah manakala Robbmu berfirman dalam Surat An-Nur ayat 31, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.”

Maka hendaknya engkau lakukan taubat dari kemaksiatanmu dengan taubat nasuha. Tinggalkan kemaksiatan yang menyempitkan dadamu dan menyesallah dengan penyesalan yang dalam. Jangan kau ulangi dan kalau perlu tutuplah semua pintu menuju ke sana. Gantilah hari yang kau isi dengan maksiat dengan hari yang penuh ketaatan.

Bukankah Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu…” (QS. At-Tahrim: 8) 
 
    Meningkatkan Ketakwaan
Kegalauan hati yang kita alami terkadang menyempitkan dada dan menimbulkan masalah yang berlarut-larut. Jika hatimu sedang tertimpa rasa galau, maka obatilah dengan ketaqwaan. Lampiaskan kegalauanmu dengan aktivitas ketaqwaan niscaya Alloh Subhaanahu wa Ta’ala akan memberimu ketenangan dalam galaumu.

Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berjanji dalam firman-Nya : “Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Tholaq: 2) 

Adapun pintu-pintu ketaqwaan sangat banyak. Maka bersegeralah mengobati kegalauanmu dengannya.

Saudaraku yang sedang galau karena dunia yang diusahakannya… Karena perniagaan yang memeras staminanya… Karena cintanya yang mendera jiwa… Ataupun galau karena jodohnya belum jua tiba masanya… Atau karena masalah dunia lainnya… Cobalah anda segera mengobatinya. Inilah terapi bagi yang galau karena dunianya…

    Memperbanyak dzikir kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala
Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ro’du: 28)
 
    Memperbanyak sholat dan senantiasa sabar
Alloh Subhaanahu wa Ta’ala mengingatkan kita untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong. Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh: 153)

Ini pula yang diamalkan Rosulullooh shollalloohu ‘alaihi wa sallam ketika gundah karena musibah. Beliau shollalloohu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah mutlak 2 raka’at. 

   Yakin dan optimis bahwa setiap ujian dan kesedihan akan ada kemudahan yang mengiringi. 
Saudaraku, sesungguhnya Alloh Subhaanahu wa Ta’ala menciptakan sesuatu senantiasa ada lawannya. Termasuk kesedihan dan kegalauan, Alloh Subhaanahu wa Ta’ala ciptakan lawannya berupa kesenangan dan kelapangan.

Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :    
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiroh: 5)

Bahkan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala sebutkan sebanyak dua kali bahwa sesungguhnya dibalik kesulitan itu pasti ada kemudahan (tentu dengan tetap sabar & tawakkal). 

Maka optimislah, tetap semangat dalam ikhtiarmu. Yakinlah, setiap masalah pasti ada akhirnya. Inilah janji Allah Subhaanahu wa Ta’ala, bahwa selalu ada dua kemudahan yang mengapit sebuah kesulitan.

Dan sebagai penutup pembahasan ini, perlu ditekankan bahwa terapi-terapi di atas butuh unsur-unsur penguat berupa:
  • Istiqomah dalam ketaatannya
  • Mencintai ilmu dan mengamalkannya.
  • Memilih teman yang shalih
  • Memilih idola dan panutan yang benar 
Untuk semua saudaraku yang dilanda galau. Muhasabah (introspeksi) dan kenali karena apa kegalauanmu. Semoga bukan karena maksiat yang terjadi atasmu.

Lekaslah kau obati dan terapi agar tak berlarut larut menyiksa diri, dan agar galaumu menjadi washilah ridho ilahi

Akhirnya, kami berharap tulisan kami ini bermanfaat bagi diri kami dan kaum muslimin. Walloohu a’lam bisshowaab….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar