Minggu, 12 Januari 2014

CHINA BISA MEMBAYAR HUTANG DENGAN MENGUMPULKAN BUTIRAN BERAS

Ketika saya membeli makan siang di salah satu tempat makan Vegetarian di seberang jalan tempat saya bekerja, saya melihat sebuah artikel tertempel di lemari kaca tempat sayur dihidangkan. Artikel tersebut menceritakan betapa berharganya sebutir nasi. Demikian kurang lebih isi artikelnya.

Berapa banyak nasi yang terbuang dalam satu hari?
Jumlah penduduk Indonesia  250.000.000 orang. Jika dalam 1 hari, setiap orang makan 3 kali, dan sekali makan setiap orang membuang 1 butir nasi saja, berarti setiap hari ada 3 butir nasi yang dibuang oleh setiap orang. Maka 3 butir x 250.000.000 = 750.000.000 butir nasi terbuang setiap hari. Itupun jika hanya membuang 1 butir nasi setiap kali makan.

Dalam 1 kg beras terdapat 50.000 butir, maka 750.000.000 : 50.000 = 15.000 kg (sama dengan 15 ton beras) yang dibuang setiap hari. Jika 1 kg beras cukup untuk memenuhi makan 10 orang, maka 15 ton beras x 10 orang sama dengan cukup untuk memenuhi makan 150.000 orang. Artinya beras yang terbuang setiap hari di Indonesia sebenarnya bisa untuk memberi makan 150.000 orang.

Jika seluruh penduduk dunia yang berjumlah 6,5 milyar, dengan setiap orang membuang 3 butir nasi saja per hari, maka 1 hari nasi yang terbuang adalah 390.000 kg (390 ton) sama dengan cukup untuk memberi makan 3.900.000 orang.

Ironisnya menurut data FAO PBB, setiap hari ada 40.000 orang mati akibat kelaparan di dunia. Analoginya jika rakyat Indonesia saja yang menyumbangkan 1 butir beras setiap kali makan, bukan saja tidak ada orang kelaparan di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Ada artikel lain yang memiliki cerita yang mirip dengan cerita di atas. Cina yang sekarang muncul sebagai negara super power, dahulunya pernah menjadi negara yang sangat miskin. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 1 milyar kala itu, bukanlah hal yang mudah bagi pemerintah China untuk menyejahterakan rakyatnya. Hutang luar negeri dari negara tetangga terdekat pun menjadi gantungan, yaitu Uni Soviet. 

Alkisah suatu hari terjadi perselisihan paham antara Mao Ze Dong, pemimpin Cina era itu, dengan pemimpin Uni Soviet. Perselisihan begitu panas sampai keluar sebuah pernyataan dari pemimpin Uni Soviet, Sampai rakyat China harus berbagi 1 celana dalam untuk 2 orang pun, China tetap tidak akan mampu membayar hutangnya”.

Ucapan yang sangat menyinggung perasaan rakyat China itupun disampaikan Mao kepada rakyatnya dengan cara menyiarkannya lewat siaran radio. Penghinaan dari pemimpin Uni Soviet itu secara terus menerus disiarkan dari pagi hingga malam ke seluruh negeri sambil mengajak segenap rakyat China untuk bangkit dan melawan penghinaan tersebut dengan cara berkorban.

Ajakan Mao kepada rakyatnya adalah menyisihkan 1 butir beras. Ya.. hanya 1 butir beras untuk setiap anggota keluarga, setiap kali mereka akan memasak.

Jika 1 rumah tangga terdiri dari 3 orang maka cukup sisihkan 3 butir beras. Beras yang disisihkan dari 1 Milyar penduduk Cina tersebut, tidak dikorupsi tentunya, akan menghasilkan 1 milyar butir beras setiap hari. Hasilnya dikumpulkan ke pemerintah untuk dijual. Uangnya digunakan untuk membayar hutang kepada negara pemberi hutang yang telah menghina mereka. Akhirnya, China berhasil melunasi hutang mereka ke Uni Soviet dalam waktu yang sangat cepat.

Keterhinaan yang mendalam telah membangkitkan rasa nasionalisme China untuk bangkit melawan hinaan tersebut dengan tindakan nyata, bukan hanya sekedar tindakan seremonial, pidato, dan upacara di stadion besar. China sebenarnya negara kaya, hanya saja politik tertutup yang membuat China tertinggal dari negara di kawasan itu misal Jepang, Korea dan Rusia. Mao Zedong mengajarkan komunisme dengan basis petani agar Jutaan penduduk bisa makan dengan kenyang, dan sejarah telah membuktikan bahwa di China tidak ada pemberontakan karena kelaparan.

Paradigma China menjadi bergeser setelah kebijakan Mao Zedong yaitu banyak warga China yang merantau dan mendapat pendidikan sehingga mereka melek yang namanya demokrasi atau keterbukaan. Inilah yang mendasari Tiananmen.

NEGARA TETANGGANYA RUSIA

Rusia pada dasarnya negara miskin. Hanya saja karena perang dingin membuat mereka akhirnya terlihat maju. Dengan perestroika dan glasnotz begitu saja USSR pecah menjadi negara-negara Balkan. Sistem komunis dengan dasar buruh sangat rentan terhadap pergolakan politik. Contohnya Polandia dengan Lech Wolenska.

Roshov pernah mengatakan (ini bahasa satire saya) : Rusia itu besar, seperti beruang kutub. Tapi sekali hibernasi dia akan tidur, entah kapan akan bangun lagi, sementara China terus berkembang dan pemerintahnya hanya dengan sistem monopolistik bisa meruntuhkan semua hegemoni yang berlangsung di Amerika (sistem demokrasi), Inggris (sistem Kerajaan), atau Timur Tengah (sistem Kerajaan).  

Banyak orang meramalkan bahwa China akan mengalami bubble ekonomi, tapi ternyata yang mengalami guncangan ekonomi justru Amerika dan Eropa. Termasuk Islandia, Yunani dan Italia. Ekonomi mereka terus digerogoti. Ujung-ujungnya IMF.

Beberapa minggu yang lalu, seorang wartawan dari Jurnas, pernah tanya ke saya, Kenapa China terus membangun infrastruktur? sementara di belahan bumi yang lain banyak negara mulai menunjukkan ekonomi mereka yang rontok

Saya jawab, Bagaimana akan rontok ekonomi China, Lha wong yang makan saja setiap hari harus 3 x 1 Milyar orang. Artinya seberapa besar ekonomi yang dipunyai China, maka tiap pagi kita masih akan melihat pria-wanita China selalu pergi ke kedai mie untuk sarapan pagi dan tepat jam 8 mereka sudah ada di kantor masing-masing (Guilin, 2009).


Author  : erwin_y 
Share the happiness sumber: Sephy Lavianto aviist@yahoo.com di posting di milis prasetiyamulya 29 Agustus 2011. Semoga bermanfaat Terima kasih.

2 komentar: