Jumat, 25 April 2014

EKONOMI ISLAM MAMPU ATASI KORUPSI DAN KESENJANGAN EKONOMI

Korupsi menjadi fenomena yang berbahaya. Bahkan dalam skala besar, pratek haram tersebut dapat menghancurkan tatanan suatu negeri khususnya dalam menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi antar inidvidu dalam masyarakat.

Pengamat ekonomi, Hendri Saparaini mengungkapkan bahwa antara korupsi dan kesejahteraan memiliki hubungan yang erat. Adanya masyarakat yang sangat korup, maka berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang akhirnya masih rendah.

“Menurut survey dari bank dunia, 42% dari warga Indonesia ini sensitif terhadap harga pangan. Dengan demikian kita sudah korupsi, dan masyarakat kita sudah tidak sejahtera,” ujarnya saat acara dialog interaktif Ekonomi Islam dan Pemberatasan Korupsi yang digelar Pusat Komunikasi Syariah (PKES), Kamis (18/8).

Ia menilai kesenjangan yang terjadi saat ini bukan hanya pada lingkup individu, kaya dan miskin tapi juga kesenjangan wilayah. Dijelaskan bahwa angka kemiskinan di 50 persen di propinsi kita di atas rata-rata. Beberapa propinsi bahkan angka kemiskinannya di atas 30 persen.

Ia menekankan bahwa sistem yang dapat mencegah korupsi dan fenomena kesenjangan adalah ekonomi Islam. Dengan adanya unsur Islam maka secara tidak langsung menghindarkan pejabat publik dan pelaku ekonomi dari korupsi karena pendekatan yang dilakukan adalah keyakinan, artinya ada pertimbangan halal dan haram.

”Jangan pelaku-pelaku ekonomi saja yang menerapkan syariah tetapi pengelolaan ekonomi negara serta sumber daya alam juga harus mengacu pada ekonomi Islam. Semuanya akan membuat rakyat sejahtera,” pungkasnya.

Sumber : PKES Interaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar