Rokok Anda atau pasangan Anda terus 'ngebul' saat hamil? Perkembangan jaringan saraf dan pendewasaan intelektual anak bisa terganggu.
Penelitian yang digelar oleh Brazelton Neonatal Behavioral Asssessment Scal, AS membuktikan bahwa jika sang ibu menghisap rokok saat mengandung, akan berdampak jangka menengah dan panjang bagi anak nantinya. Anak dengan ibu perokok, menunjukkan perilaku yang berbeda saat dievaluasi oleh badan peneliti tersebut. Bayi kurang responsif saat dirangsang dengan suara.
Penelitian lanjutan menyatakan senada. Anak umur sekitar tujuh dan sebelas tahun dari ibu perokok cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan. Perkembangan intelektual juga terlihat lamban saat diajak membaca dan belajar matematika.
Memang tidak mudah untuk berhenti merokok bagi para pecandu khususnya ibu hamil. Bagi yang beruntung, akan berhenti total saat dirinya mulai mengandung. Bagi mereka, alasan ketidaksehatan bayi akibat rokok lebih menakutkan ketimbang momok penyakit kanker, serangan jantung atau paru-paru bagi diri mereka.
Jika ibu perokok menghentikan kebiasaan buruknya, studi tersebut menyebut hal menggembirakan. Dalam 48 jam setelah berhenti merokok, darahnya membawa 8 persen oksigen lebih banyak ke janin.
Selepas melahirkan, jika kebiasaan menghisap rokok kambuh, kandungan nikotin dalam rokok akan menurunkan tingkat produksi ASI. Sementara, jika bukan pencandu tapi sebagai perokok pasif karena suami perokok, kandungan nikotin di metabolisme darah bayi akan tinggi. Bagaimana, masih bandel merokok?
Penelitian yang digelar oleh Brazelton Neonatal Behavioral Asssessment Scal, AS membuktikan bahwa jika sang ibu menghisap rokok saat mengandung, akan berdampak jangka menengah dan panjang bagi anak nantinya. Anak dengan ibu perokok, menunjukkan perilaku yang berbeda saat dievaluasi oleh badan peneliti tersebut. Bayi kurang responsif saat dirangsang dengan suara.
Penelitian lanjutan menyatakan senada. Anak umur sekitar tujuh dan sebelas tahun dari ibu perokok cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan. Perkembangan intelektual juga terlihat lamban saat diajak membaca dan belajar matematika.
Memang tidak mudah untuk berhenti merokok bagi para pecandu khususnya ibu hamil. Bagi yang beruntung, akan berhenti total saat dirinya mulai mengandung. Bagi mereka, alasan ketidaksehatan bayi akibat rokok lebih menakutkan ketimbang momok penyakit kanker, serangan jantung atau paru-paru bagi diri mereka.
Jika ibu perokok menghentikan kebiasaan buruknya, studi tersebut menyebut hal menggembirakan. Dalam 48 jam setelah berhenti merokok, darahnya membawa 8 persen oksigen lebih banyak ke janin.
Selepas melahirkan, jika kebiasaan menghisap rokok kambuh, kandungan nikotin dalam rokok akan menurunkan tingkat produksi ASI. Sementara, jika bukan pencandu tapi sebagai perokok pasif karena suami perokok, kandungan nikotin di metabolisme darah bayi akan tinggi. Bagaimana, masih bandel merokok?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar