Tanggal 14 Februari nanti, bakal ada
hari yang teramat penting bagi mereka yang dimabuk asmara, tidak perduli usia
tua atau muda, jelek atau cakep, gondrong atau gundul, semua bersiap – siap
untuk merayakannya apa pun agamanya. Hari valentine adalah seperti juga Tahun
baru Masehi dirayakan oleh seluruh umat beragama di tanah air dengan
celebration berlebihan.
Hari Valentine itu sudah lumrah
dilakukan oleh umat Islam terutama anak – anak mudanya. Seakan – akan tidak ada
hari – hari lainnya untuk kasih sayang, padahal islam itu adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Aalamiin, yang selalu
memberikan kasih sayangnya dalam do’a – do’a dalam Shalatnya untuk semua
umatnya di muka bumi ini. Boleh saja Umat Islam merayakan, Toh saya (Dede
Supriatna) juga pernah merayakannya, tetapi jangan terjerembab dalam
praktek maksiatnya, seperti bergaul dengan yang bukan muhrimnya, cuma
sekedar tukar–tukar kado, mengucapkan selamat, It’s Ok.. tidak apa–apa. Untuk
menguak sejarah valentine ini, yang nota bene bukan berasal dari ajaran Islam.
Ada tiga versi sejarah hari valentine ini yang saya browsing di Google semoga
Anda mengetahuinya dan bermanfaat .
Sejarah
Yang Pertama
Valentine adalah nama dari seorang
pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu
dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal sangat kejam. Ya, Valentine sangat
membenci Kaisar tersebut. Claudius sangat berambisi memiliki pasukan militer
yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini kurang
mendapat dukungan, dikarenakan pada saat itu kaum pria enggan terlibat dalam
peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya,
hal ini membuat Claudius marah besar. Dia segera memerintahkan pejabatnya untuk
melakukan sebuah ide gila.
Saat itu Claudius berfikir bahwa jika
pria tidak menikah, maka dengan senang hati mereka akan bergabung dengan
militer. Lalu disaat itu juga Claudius melarang adanya pernikahan, dengan
harapan pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk
akal. Namun lagi-lagi usaha keji Claudius digagalkan oleh St. Valentine, saat
itu Valentine menolak untuk melaksanakan aksi gila sang Kaisar.
Tanpa rasa takut Valentine tetap
melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang
tengah jatuh cinta meskipun ritual ini dilakukan secara rahasia. Akan tetapi
Claudius mencium adanya suatu pembrontakan dan sang Kaisar pun langsung
memberikan peringatan keras terhadap Valentine. Namun lagi-lagi usaha sang
Kaisar tidak membuahkan hasil, St. Valentine sama sekali tidak menggubris
peringatan tersebut dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil
yang hanya diterangi oleh cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, Valentine
tertangkap basah oleh sang Kaisar ketika dia tengah memberkati salah satu
pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Saat itu Claudius benar-benar
sangat murka terhadap Valentine. Lalu sang Kaisar memerintahkan salah seorang
prajuritnya untuk menangkap Valentine, namun pasangan yang tengah diberkati
tersebut berhasil lolos dan melarikan diri.
Hingga pada akhirnya Valentine
dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan cara dipenggal
kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi
banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan
berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang
percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah
mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka
berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia
setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung
kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine
menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi,
ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu. Pesan itulah yang kemudian
mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan
dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang.
Orang-orang yang merayakan hari itu
mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius
dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Sejarah
Yang Kedua
Catatan pertama dihubungkannya hari
raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris
dan Perancis, yang dimana dipercayai bahwa tanggal 14 Februari adalah hari
dimana ketika burung sedang bermusim mencari pasangan. Kepercayaan ini ditulis
pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer.
Didalam ceritanya, Ia menulis sebuah
kalimat “Parlement of Foules” (Percakapan Burung-Burung) yang didalamnya
terkandung kalimat ”For this was sent on Seynt Valentyne’s day (Bahwa inilah
dikirim pada hari Santo Valentinus). Whan every foul cometh ther to choose his
mate (Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya)”
Di zaman tersebut, saling bertukaran
catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka adalah
suatu hal yang lazim bagi mereka yang saling mencintai. Sebuah kartu Valentine
yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British
Library di London, yang kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai Santo
Valentinus diciptakan pada zaman sekarang ini.
Dan beberapa di antaranya bercerita
bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus bertemu dengan ajalnya sebagai seorang
yang martir (mati syahid), ia telah menuliskan sebuah pernyataan cinta kecil
yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, Santo
Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
Sejarah
Yang Ketiga
Menurut Tarikh kalender Athena kuno,
periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan
Gamelion. Bulan Gamelion adalah bulan yang dimana pada saat itu berlangsungnya
pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Pada zaman Romawi kuno, tanggal 15 Februari
adalah tanggal yang dikenal sebagai hari raya Lupercalia. Sebuah perayaan
Lupercus, Dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian
kulit kambing.
Perayaan tersebut bertujuan sebagai
ritual penyucian, yang dimana para Pendeta Lupercus akan mempersembahkan korban
sembelihan kambing kepada Dewa. Setelah meminum anggur, mereka akan
berlari-lari disekitar jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba
dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. Sebagian ahli sejarah mengatakan
ini sebagai salah satu sebab cikal bakal Hari Valentine.
Kurang lebih seperti itulah gambaran
dari sepenggal sejarah kecil mengenai asal-muasal dan makna dari tradisi
tentang perayaan Hari Valentine. Semoga dari keterangan diatas, dapat membantu kita
didalam mengetahui makna yang terkandung pada perayaan Hari Valentine. Sekian
dari saya dan kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat.