TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Bupati Garut
Rudy Gunawan punya sejumlah terobosan untuk meningkatkan kedisiplinan
para pegawai di lingkungan Pemerintah Garut. Salah satunya, larangan merokok bagi setiap pegawai di lingkungan kantor pemerintahan setiap hari Selasa.
Menurut Rudy, setiap pegawai yang ingin merokok
harus ke luar dari ruangan kerja dan mencari tempat khsusus untuk
merokok. Namun, itu pun tentunya tidak bisa mereka lakukan pada saat jam
kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan para pegawai
saat tengah bekerja.
Larangan untuk tidak merokok, untuk saat pertama ini memang hanya
diberlakukan satu hari dari seminggu, yaitu pada hari Selasa saja. Namun
selanjutnya, diharapkan kebiasaan ini bisa menjadi kebiasaan
sehari-hari.
Rudy mengatakan merokok
yang dilakukan pegawai di ruang kerja bukan hanya mengganggu kinerja,
namun juga bisa mengganggu karyawan lainnya, terutama yang tidak biasa merokok seperti kaum perempuan. Namun, jika larangan untuk tidak merokok di ruang kerja diberlakukan langsung, hal ini tentu akan sangat sulit akibat adanya kebiasaan yang sudah melekat.
"Kita coba menerapkan kedisiplinan secara bertahap agar para pegawai tidak terlalu kaget. Dari larangan untuk tidak merokok
di ruang kerja selama satu hari dari seminggu itu, lambat laun
diharapkan bisa menimbulkan kesadaran mereka bahwa ternyata mereka bisa
untuk tidak merokok selama berada di ruang kerja," ujar Rudy, Rabu (12/2/2014).
Selanjutnya, kata Rudy, akan membuat Peraturan Bupati mengenai
kedisiplinan ini. Jika pegawainya melanggar, bisa mendapat teguran
sampai pencopotan jabatan. Rudy mengatakan selain itu menerapkan sejumlah aturan lainnya untuk
upaya meningkatkan kedisiplinan para pegawai. Uniknya, aturan yang
diberlakukan ini berbeda jenis setiap harinya. Senin, para pegawai
ditekankan untuk selalu meningkatkan kedisiplinan dalam masalah seragam,
mulai dari baju, celana, topi, hingga sepatu. Semua yang dikenakan
pegawai harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada hari itu.
Rabu, para pegawai ditekankan untuk mengutamakan berbagai berbentuk
budaya Sunda. Misalnya, setiap Rabu semua pegawai wajib menggunakan
Bahasa Sunda, baik saat apel, rapat, obrolan di lingkungan kerja, serta
kegiatan lainnya. Selanjutnya, akan ditekankan memakai pakaian Sunda.
Sedangkan untuk hari Kamis, para pegawai diminta untuk lebih
mengutamakan kegiatan yang sifatnya berbagi atau kepedulian terhadap
orang lain. Contohnya, memberikan sumbangan dalam bentuk apapun untuk
keluarga tidak mampu atau para fakir miskin dan yatim piatu. Kegiatan
berbagi ini bisa juga dilakukan dalam bentuk pengumpulan uang dalam
kencleng yang nanti hasilnya diberikan kepada orang yang benar-benar
membutuhkannya.
"Jum'at, kita tetap tekankan pada kegiatan kebersihan. Semua pegawai
punya kewajiban untuk menjaga kebersihan yang dimulai dari lingkungan
kerjanya masing-masing yang diteruskan ke lingkungan sekitarnya,"
tuturnya.
Sabtu, para pegawai diminta untuk ikut aktif dalam kegiatan menanam
pohon. Sedangkan hari Minggu, para pegawai diimbau untuk melakukan
kunjungan ke objek-objek wisata di kawasan Garut. "Selama ini, warga Garut termasuk para pegawai sering berlibur ke objek-objek wisata yang ada di luar Garut. Padahal potensi objek wisata di Garut sendiri tidak kalah menariknya dengan objek wisata yang ada di luar sana," ucapnya. (sam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar