Minggu, 04 Mei 2014

SUNGAI PENUH SULUH BINDANG ALAM KERINCI



 


Sungai Penuh sejak Pemerintahan Belanda dan Jepang bercokol di alam Kerinci hingga  akhir Juli 2008, merupakan ibu kota Kabupaten Kerinci, pusat Pemerintahan, pusat Pendidikan, Perdagangan dan Jasa serta menjadi barometer bagi kecamatan kecamatan lain yang ada di Kabupaten  Kerinci, dan dimasa penjajahan Belanda dan Jepang Sungai Penuh merupakan pusat Pemerintahan dan pusat perdagangan, semua hasil pertanian dan perekebunan kecuali Teh di kumpulkan di Sungai Penuh dan selanjutnya di kirim ke Pelabuhan  laut  di Padang. 

Pada awal terbentuknya Propinsi Jambi tahun 1957, Daerah Jambi merupakan salah satu Keresidenan  dalam  lingkungan wilayah  Propinsi Sumatera Tengah, melalui Undang undang darurat Nomor19/1957 tanggal 9 Agustus 1957 terbentuklah Propinsi  Jambi. Pada waktu Jambi masih dalam bentuk Keresidenan, daerah Kerinci tidak termasuk dalam Keresidenan Jambi, Kerinci merupakan sebuah  Kewedanan yang berada dalam lingkungan Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Setelah satu tahun berdirinya Propinsi Jambi  melalui UU Darurat Nomor 19 /1957, lahir pula Undang undang lain yang memperbaharui Undang undang tersebut, Undang undang tersebut adalah undang undang nomor 81 Tahun 1958 (Penggalian nilai budaya tradisional Daerah Jambi: 2007: 4) yang menetapkan Jambi sebagai sebuah Propinsi yang dipermekar daerahnya atau daerah Swatantra Tingkat II yang meliputi :
  1. Kabupaten Tanjung Jabung dengan  Ibukotanya Kuala Tungkal
  2. Kabupaten Batanghari dengan Ibukotanya Jambi
  3. Kabupaten Bungo Tebo dengan Ibukotanya Muara Bungo
  4. Kabupaten Sarolangun Bangko dengan Ibukotanya Bangko
  5. Kabupaten Kerinci dengan Ibukotanya Sungai Penuh
  6. Kotamadya Jambi dengan Ibukotanya Jambi.

Pada tahun 2000 Kabupaten dalam Propinsi Jambi kembali dimekarkan dengan dikeluarkannya  undang-undang Nomor 14  Tahun  2000  tentang perubahan undang-undang Nomor 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sampai  tahun   2007 /  2008  Propinsi Jambi memiliki 9 Kabupaten dan  1 Kota.

Berdasarkan undang-undang Nomor 25 Tahun  2008  tanggal  21 Juli 2008  (Lembaran Negara RI Nomor  08, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4871)  terbentuklah Kota Sungai Penuh yang merupakan hasil  pemekaran dari Kabupaten Kerinci (Kabupaten Induk). Gagasan untuk membentuk  Kota  Otonom  Kota Sungai Penuh telah muncul sejak tahun 1970 an, Bupati Kerinci yang saat itu dijabat oleh H. Rusdi Sayuti, BA bersama DPRD Kabupaten Kerinci dan masyarakat Kerinci telah  memunculkan aspirasi untuk menjadikan Sungai Penuh sebagai Daerah Otonom. Lebih 32 Tahun gagasan untuk membentuk Kota Otonom baru dapat terwujud menjelang penghujung berakhirnya jabatan Gubernur Jambi Drs.H. Zulkifli Nurdin dan menjelang berakhirnya jabatan Bupati Kerinci H. Fauzi Siin.

Pertumbuhan Sungai Penuh sebagai ibu kota Kabupaten Kerinci saat itu dinilai cukup pesat, sehingga  banyak  kalangan yang menilai  Kecamatan Sungai Penuh  saat itu sudah tidak efektif lagi bila hanya dikelola oleh Pemerintah Kecamatan. Melalui kajian  dan penilaian melalui kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) program Pasca Sarjana Magister administrasi daerah yang dipimpin oleh Prof. DR. Sadu Wasustiono MS, beliau juga merupakan salah seorang anggota tim penyusun PP No. 129 Tahun 2000 yang memuat persyaratan dan Kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah.

Drs.H. Junaidi T. Noor, MM  dalam  makalah suatu wacana Hari Jadi Kota Sungai Penuh (27 Desember 2009 : 2) yang disampaikan pada acara Temu Dialog Seniman Budayawan Kenduri Cinta tanggal 9 Agustus 2010 di Gedung Nasional Kota Sungai Penuh, mengemukakan hasil kajian ini melengkapi pengajuan usulan  sesuai dengan mekanisme  proses per undang-undangan yang secara kronologis administratif tertuang dalam penjelasan UU RI no. 25 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh. 

Undang-undang pembentukan Kota Sungai Penuh di Undangkan tanggal 21 Juli 2008, tetapi peresmiannya  dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Mardianto tanggal 08 November 2008 atas nama Presiden Republik Indonesia, dan saat itu Menteri Dalam Negeri melantik Drs. Masril Muhammad MBA sebagai Penjabat Walikota Sungai Penuh, namun Jabatan Drs. Masril hanya berlansung beberapa bulan, Masril mengakhiri tugasnya karena memasuki usia pensiun yang tidak dperpanjangkan, dalam  jabatan yang cukup singkat  Drs. Masril mampu mengawali upaya pembenahan struktur dan aparatur Kota Sungai Penuh yang saat itu masih sangat belia.

Gubernur jambi saat itu Drs. H. Zulkifli Nurdin, MBA melantik Drs. Hasvia Hasyimi,  MTP untuk melanjutkan kepemimpinan Masril selaku Penjabat Walikota, dan pada masa Penjabat Walikota Sungai Penuh  dijabat oleh Hasvia  dilakukan Peringatan / Perayaan Hari Ulang Tahun yang Pertama Kota Sungai Penuh yang dilaksanakan pada tanggal 08 November 2009.

Masa jabatan Hasvia Hasyimi selaku Penjabat Walikota Sungai Penuh, harus berakhir, Mantan Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan setda Propinsi Jambi dan mantan Staf Gubernur Jambi Bidang Pemerintahan dan Politik juga berakhir ditengah perjalanan,Hasvia dengan dukungan beberapa Partai pengusung ikut bertarung dan menjadi Calon pada Pilwako, dan dalam pelaksanaan Pilwako, Hasvia pada putaran pertama harus mengakui keunggulan dua pasangan kandidat lainnya yang lebih unggul. Penjabat Walikota Sungai Penuh Drs.H. Marsil Muhammad dan Drs. Hasvia Hasyimi, MTP dengan kemampuan dan Fasilitas Kota yang masih sangat terbatas telah mampu menata wajah birokrat dan menata fasilitas sosial yang masih sangat minim, saat itu sebagian besar aset belum di serahkan oleh Kabupaten Induk, agar roda Pemerintahan dapat berjalan Masril dan Hasvia terpaksa harus menyewa rumah rumah penduduk dan ruko sebagai sarana perkantoran bagi SKPD-SKPD yang ada dalam Kota Sungai Penuh, Kabupaten induk sampai  tahun 2012 ”belum rela” memberikan aset bangunan kepada adik kandungnya Kota Sungai Penuh.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Walikota dan jajaran Sekretariat Kota memanfaatkan bangunan kuno bekas kantor Bupati Kerinci era tahun 1970 an yang kurang refresentatif. Dengan kondisi seadanya secara bertahap penjabat Walikota saat itu terus menata diri dan memberikan pelayanan public bagi masyarakat Kota Sungai Penuh.

Semasa Hasvia menjabat sebagai Penjabat Walikota Sungai Penuh, berbagai terobosan dilakukan bersama SKPD–SKPD terakhir. Pekerjaan yang paling diingat oleh masyarakat Hasvia bersama SKPD berhasil melakukan pengaspalan jalan jalan dalam Kota Sungai Penuh hingga kepinggiran Kota Sungai Penuh, Hasvia dengan dukungan pihak PLN Cabang Sumatera Barat-Riau berhasil membuat wajah Kota Sungai Penuh terang benderang dan pemadaman lampu semakin berkurang. Hasvia juga berhasil membangun jalinan silaturahmi dengan kalangan Budayawan dan seniman dalam Kota Sungai penuh dan yang paling menonjol Hasvia berhasil meraih penghargaan WTP yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI DR. Budiono. Umur jabatan Hasvia selaku penjabat Walikota Sungai Penuh tidak berumur panjang, Hasvia dengan dukungan beberapa partai Pendukung antara lain PAN, PDI dan PKPB maju sebagai Calon Walikota pada Pilwako pertama Kota Sungai Penuh. Untuk mengisi kekosongan, Gubernur Jambi melantik Ir. H. Akmal Thaib, MM sebagai Penjabat Walikota Sungai Penuh menggantikan Drs.Hasvia, MTP hingga Pelantikan Walikota-Wakil Walikota Defenitif.

Melalui proses Demokrasi yang alot, demokratis dan Pilwako dua putaran dan meski harus melalui sidang di Mahkamah Konstitusi akhirnya Drs. Ahmadi Zubir, M.Pd harus mengakui ke unggulan  rivalnya  pasangan  Prof. Dr. H. Asafri Jaya Bakri, MA dan Ardinal Salim, SE dan dengan sikap ksatria semua kandidat yang kalah bersaing harus mengakui keunggulan pasangan AJB-Ardinal, dan mereka menghadiri acara pelantikan  Prof. Dr. Asyafri Jaya Bakri MA - Ardinal Salim SE, yang dilakukan Gubernur Jambi Drs.H. Hasan Basri Agus, MM.

Pelantikan  Walikota dan Wakil Walikota Sungai Penuh  Defeinitif dilaksanakan hari Sabtu, 25 Juni 2011 oleh Gubernur Jambi Drs.H. Hasan Basri Agus, MM di Gedung Nasional Kota Sungai Penuh dihadiri Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Sungai Penuh, Anggota BPK RI DR. H. Rizal Djalil, MM, Anggota DPR RI. Drs.H. Muradi Darmawansyah, Mantan Bupati Kerinci H. Fauzi Siin, Bupati Kerinci H. Murasman Bupati dan Walikota Daerah tetangga, para Kandidat  peserta Pilwako  tokoh tokoh adat, Ulama dan kalangan aktifis dan  perwakilan  masyarakat Kota Sungai Penuh.

Sebagai  Walikota yang berasal dari kalangan akademisi, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengemukakan untuk menyukseskan program program Pembangunan Kota Sungai Penuh dan mewujudkan Visi dan Misi yang digagas pasangan AJB - Ardinal  untuk  5 tahun kedepan maka  Walikota  dan Wakil Walikota Sungai Penuh harus  “Merangkul”  semua para calon Walikota dan Wakil Walikota yang  ikut  berkompetisi  di  Pilwako,  Walikota dan  Wakil Walikota adalah milik  masyarakat Kota Sungai Penuh dan tidak ada perbedaan, sehingga tercipta suasana yang harmonis, Walikota dan Wakil Walikota  yang  baru dilantik agar menciptakan pemerintahan yang Kridibel, Proaktif, Responsive dan bermartabat dalam memberikan pelayanan kepada publik. Dalam amanatnya Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus, MM  berharap kedepan Walikota terpilih untuk dapat meraih penghargaan Adipura seperti yang pernah diraih pada masa Pemerintahan  H. Fauzi Siin.

Wakil Ketua BPK RI dan tokoh masyarakat Alam Kerinci Dr.H. Rizal Djalil, MM berharap Walikota-Wakil Walikota Sungai Penuh untuk tetap menjaga konsolidasi dan komonikasi dengan tokoh  tokoh  masyarakat  Kota Sungai  Penuh  baik yang berada di daerah maupun yang berada di luar daerah teutama dengan pejabat dan tokoh masyarakat yang berada di Pusat dan di Propinsi Jambi, Konsolidasi  dan  Komunikasi dengan para “Perantauan” asal Kota Sungai Penuh itu penting agar kita bisa bersama sama membangun Kota Sungai Penuh. Selain itu Rizal Djalil mengemukakan dalam menjalankan dan mewujudkan Pemerintahan Good Governance dan Clean  Governance, apalagi dalam  menjalankan roda Pemerintahan dengan menggunakan APBD Kota Sungai Penuh yang tepat sasaran sehingga target Kota Sungai Penuh untuk  kembali mempeoleh prediket WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dapat diraih kembali, sebab dalam penilaian BPK RI mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 yang lalu.

Tokoh masyarakat Kota Sungai Penuh Drs.H. Saadudin Ibrahim (Mantan Sekda Solok-Sumbar) juga berharap hal yang sama,dan AJB-Ardinal diharapkan untuk merealisasikan janji janji Politik dalam menjalankan pemerintahannya seperti menjadikan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan.

Tidak kalah pentingnya aktifis pemberdayaan dan Penggagas Forum Seniman dan Budayawan Kota Sungai Penuh, Boedhi VJ Rio Temenggung berharap agar Walikota dan Wakil Walikota untuk ”membangkitkan batang terendam” Potensi dan Prestasi yang pernah dicapai Kota Sungai Penuh sebagai  Pusat Pendidikan di kawasan Barat Propinsi Jambi dan sebagai ”Suluh Bindang” alam Kerinci perlu diraih kembali. Walikota dan Wakil Walikota serta SKPD pembantu Walikota harus mampu memenuhi Janji Janji Politik yang dijual pada masa Kampanye.

Kota Sungai Penuh merupakan Kota Kecil yang spesifik, untuk itu penanganannya mesti dilakukan secara spesifik, umumnya masyarakat Kota Sungai Penuh adalah masyarakat yang cerdas, dilain pihak peranan pemangku pemangku Adat masih sangat dominan dan mereka menjadi panutan dan tokoh informal yang masih sangat dihargai, untuk itu pembangunan Kota Sungai Penuh juga harus mempertimbangkan pendekatan budaya.

Agar terjalin komunikasi yang harmonis antara pemerintah dan masyarakatnya atau sebaliknya, maka Walikota dan jajarannya perlu melakukan Dialog Publik dengan dikemas melalui Forum Temu Dialog seniman dan budayawan, misalnya dengan melakukan Kawo Pagi yang dalam bahasa lain dikenal dengan istilah Coffee Morning apapun kebijakan dan aturan yang akan diluncurkan oleh Pemerirntah  Kota  seyogyanya di wacanakan ke Publik terlebih dahulu.

Walikota Sungai Penuh Prof. DR. H. Asyafri Jaya Bakri, MA kepada Penulis (Januari 2012) mengemukakan, selama 5 tahun masa jabatannya sebagai Walikota Sungai Penuh dengan kemampuan yang ada berupaya untuk mewujudkan Visi dan Misi yang telah disampaikan pada saat Kampanye  Pilwako, diantara nya adalah mengembalikan Sungai Penuh sebagai Pusat pendidikan terdepan di kawasan barat Propinsi Jambi, saya ingin mengembalikan kejayaan Sungai Penuh sebagai Kota Pendidikan terdepan dengan memprioritaskan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan yang berbasis keunggulan lokal dan pada tahun 2013-2014 akan merintis Pendirian Universitas Negeri guna menampung lulusan SMTA dan SMK yang jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Pemerintah merencanakan akan memanfaatkan kawasan pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci sebelum dimekarkan menjadi kawasan kampus dan Rektorat Universitas, Gedung ini baru dapat dimanfaatkan jika Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci dipindahkan ke ibu Kota Kabupaten Kerinci di daerah Puncak Bukit Tengah telah dilaksanakan dan jika Universitas ini dibangun dilokasi bekas perkantoran Pemerintah Kabupaten Kerinci Pergurian Tinggi Universitas ini dapat menampung peserta didik dari Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci dan kabupaten tetangga Solok Selatan-Pesisir Selatan (Sumatera Barat).

Menurut Walikota Prof. Dr. H. Asafri Jaya Bakri MA, sampai saat ini di Kota Sungai Penuh terdapat 39 Unit  Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, 72  Unit Sekolah Dasar, 11 Unit SMP, 13 unit SLTA dan 5 perguruan Tinggi Swasta dan 1 Perguruan Tinggi Negeri STAIN  dan beberapa lembaga Pendidikan Informal/Kursus ketrampilan. Sungai Penuh pada masa lalu merupakan Pusat Pendidikan bagi Kabupaten Kerinci dan daerah tetangga ,danpada masa lalu  sebelum di pindahkan ke Sanggaran Agung di Sungai Penuh telah memiliki Sekolah Menengah Pertaian Atas (SPMA).

Jika kita melihat sejarah masa lalu, Pada Tahun 1901, Ratu Belanda Wilhelmna di  Den Haag membuka  abad baru dengan Pidato  politknya  yang terkenal:  Politik Etis, Politik Etis  ini antara lain  berisi pernyataan pengakuan pemerintah Belanda terhadap kesalahan kesalahan yang dilakukan terhadap rakyat jajahan  selama  ini. Selama abad ke XIX, Penguasa  Kolonial  Belanda di Batavia  telah  bertindak  keras dan melakukan penindasan, hal ini dapat terlihat dalam praktek  tanam  paksa  di  Jawa atau sistim tanaman kopi di Minangkabau, maka sejak pergantian abad  muncul  banyak  kritikan dari sayap  kaum  politisi  Liberal yang menganggap tindakan penjajah tidak etis, karena menguras  kekayaan negeri jajahan dengan cara menindas dan mengeksploitasi rakyat  pribumi.

Sejalan dengan pidato Ratu Belanda itu, maka sejak 1901, Perdana  Menteri Belanda waktu itu  Dr. Abraham Kuyper, dengan  terus  terang mau membela rakyat Indonesia dan mendesak agar Pemerintah Kolonial  Belanda di Batavia  memberikan keadilan, kemanusiaan dan perlindungan bagi rakyat jajahan yang telah berjasa memakmurkaan negeri induk (Holland atau negeri Belanda). Ironisnya, walaupun Belanda telah mencanangkan Politik Etis tahun 1901, mereka masih saja melanjutkan  proyek  proyek Kolonial yang lama, mereka melanjutkan ekspansi dengan  melakukan pendudukan  dan  memperluas  daerah jajahan di daerah daerah lain di luar Pulau Jawa, bahkan  alam Kerinci  pada tahun 1903  melalui perlawanan  yang Heroik  dari pejuang / hulubalang  hulubalang akhirnya  tahun 1906  Belanda berhasil memadamkan api perjuangan para pejuang, Khusus di alam Kerinci, pendudukan  Belanda  tidaklah 350 tahun,  Belanda  baru berhasil menduduki alam Kerinci tahun 1906,  Rakyat dan Pejuang dengan gigih berusaha untuk mempertahaankan alam Kerinci, peralatan persenjataan yang tidak seimbang merupakan faktor utama yang membuat pejuang mengalami kesulitan,meski dengan senjata tradisional para pejuang juga berhasil menewaskan ratusan serdadu Belanda, terakhir tahun 1914 seorang pemangku adat dan Pejabat  Kepala Distrik  yang diangkat oleh Pemerintahan Belanda dari kalangan penduduk Pribumi  asal Dusun Baru - Sungai Penuh  H. Bakri  Gelar Depati Simpan Negeri karena muak dan benci melihat perlakuan sewenang wenang yang dilakukan penjajah Belanda dengan gagah dan kesatria menembak mati seorang pejabat (Kontler) Belanda  di Kantor  Kontler Belanda di Sungai Penuh, meskipun H.Bakri terpaksa harus  gugur berlumuran darah   diberondong peluru yang dimuntahkan dari senjata  para serdadu Belanda, namun H. Bakri tidak surut, dan ia pun tewas saat  baru selesai melakukan Sholat Sunat usai melakukan Sholat Zhuhur.

Awalnya Belanda  menempatkan  seorang  pejabat kulit putih di Sungai Penuh  yakni seorang Kontrolir  atau tuan Kumandur dan sebagian besar serdadu belanda merupakan serdadu bayaran yang didatangkan dari luar Sumatera, pada awalnya pada masa pemerintahan Belanda, Kerinci merupakan sebuah daerah otonom, artinya tidak masuk ke Jambi dan tidak masuk ke Sumatera Barat, baru sejak tahun 1921 Kerinci digabungkan dengan Sumatera Barat dan ini berlansung sampai tahun 1958 Dalam masa yang cukup panjang itu suatu kewajaran jika masyarakat Kerinci berkiblat Ke Sumatera Barat  terutama untuk masalah ekonomi dan pendidikan, meski secara sejarah  nenek  moyang berasal dari  puak yang berbeda, namun tradisi, sistim  sosial  maupun  tradisi ke  Islamannya memiliki banyak kesamaan.

Politik Etis inilah yang mendorong pendidikan Bumi Putera, Kerinci mulai diperhatikan, awalnya hanya ada sebuah  Sekolah Rakyat  kelas dua yang disebut Twede School, penyelenggaaran  pendidikan  hanya dilakukan oleh seorang guru  sekaligus menjadi kepala Sekolah dengan  dibantu 3 orang guru bantu, sesudah tahun 1910 sekolah Rakyat berkembang menjadi 18 buah

Pada  masa penjajahan Belanda era tahun 1920 an  di Kerinci hanya ada satu Sekolah Dasar milik Pemerintah, beberapa diantaranya sekolah  milik swasta, Sekolah milik pemerintah itu adalah  Sekolah Rakyat 3 Tahun (Volkschool). Lulusan SR 3 Tahun  dapat melanjutkan sekolah sambungan (vervolkschool) dengan lama belajar 2 tahun, Sekolah milik pemerintah Belanda lainnya adalah Shcakelschool  dan  Meisjescholl (sekolah khusus untuk anak anak perempuan).Pada waktu itu Muhamadiyah juga mengelola Schakelschool, dengan demikian selain HIS swasta  milik “Krintji Instititut” juga ada “Scahelscholl“ swasta milik Muhammadiyah, keduanya berkedudukan di Sungai Penuh, di kedua sekolah tersebut diajarkan Bahasa Belanda. Pada  masa itu Muhammadiyah dan PERTI juga mendirikan sekolah sekolah agama diantaranya  adalah  Thawalib  Islamiyah yang didirikan tahun 1928 dengan pimpinannya A.R. Karim Rawang. Selain itu juga ada madrasah yang diasuh oleh Muhammadiyah, Madrasah Islamiyah School,  guru guru madrasah ini umumnya adalah tamatan sekolah “Parabek” Bukittinggi atau “Thawalib” Padang Panjang, guru guru yang paling terkemuka diantaranya ialah H. Adnan Thaib, Abdul  Rahman Dayah  dan  A.R . Karim.

Para perintis pendidikan  yang dikenal pada itu adalah  Guru Hardito, dibantu oleh kawan kawannya termasuk Si’in Thaher seorang pengusaha dan pemilik penggilingan Kopi dan Padi ternama di Sungai Penuh, Hardito  saat itu adalah  pemuda  Jawa yang datang ke Kerinci pada awal tahun 1920 an, sebagai Aktifis Taman Siswa yang juga berhubungan dengan orang orang Muhamadiyah di Jawa, Hardito termasuk salah seorang yang dikirim ke luar Jawa untuk memajukan pendidikan di Kerinci, kebetulan saat itu cabang organisasi Muhamadiyah belum terbentuk di alam Kerinci dan bersama sama ulama terkemuka Kerinci antara lain  Abdullah Kambang, Hardito bersama tokoh tokoh  Kerinci mendirikan lembaga pendidikan yang oleh Belanda disebut Krintji Institut (Yayasan Pendidikan Kerinci)

Selain aktif dunia pendidikan, Hardito dan kawan kawannya mendirikan organisasi kebudayaan  sebuah  organisasi  luar sekolah yang bernama Krima  atau disebut juga “Kerinci Maju”  dengan ketuanya M. Kukuh. Hardito juga membentuk Pandu Muhammadiyah,  yaitu “Hisbul Wathan”, Ketuanya pada waktu itu adalah  Buya Rahmattun dan Adnan Thaib, mereka mereka yang menjadi murid murid tersebut dikemudian hari menjadi tokoh  pejuang dan pemimpin di bumi Sakti Alam Kerinci, diantaranya  adalah Mayor Jenderal H.A.Thalib, Zainal Abidin (Pejabat Imigrasi Pusat),  H. Abdullah Hamid Arifin.

Pada  periode berikutnya  tahun 1946 Hardito dan Pemuda A. Thalib berusaha mendirikan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ), dan pada saat itu A. Thalib memerintahkan stafnya untuk menjemput Sukoco, dan tiga tokoh tiga serangkai Hardito, A. Thalib dan Sukoco menyelenggarakan dan  melengkapi  kebutuhan  sarana pendidikan dan  merekrut   beberapa orang guru diantaranya Hasan Basri  Basalamah,  Azhar, Muhammad Lepang.  Hasan Basri Basalamah seorang CPM dijemput di Bengkulu untuk membantu  mengajar dan tetap  menjadi CPM,  Azhar  seorang tamatan MULO dijemput di Inderapura, hanya  Muhammad Lepang  yang  saat itu berada di Sungai Penuh, padawaktu itu gedung  tempat belajar menggunakan bekas rumah Kontrolir Belanda, SMP Sungai Penuh didirikan tahun 1948.

Murid murid SMP tersebut umumnya adalah bekas murid HIS masa Belanda, diantara murid murid angkatan  pertama  itu antara lain adalah  Idris Jakfar, Yakub Isman, Anas Rusli, Rusli Latif, Salam Karim, Hasyimi, dll. Pada waktu Agresi Belanda ke II, Gedung SMP negeri bekas rumah  Kontler  Belanda dibakar dan di bumi hanguskan oleh para pejuang, dan untuk sementara SMP tersebut dipindahkan ke Desa Koto Baru, Rawang yang dikenal dengan julukan  SMP Darurat.

Menjelang  penyerahan  kedaulatan dari Pemerintah  Belanda  kepada Pemerintah RI dibangunlah gedung sementara diatas gedung Sekolah Rakyat yang di bumi hanguskan yang berlokasi dekat Masjid Baiturahman. Pada tahun 1954 Pada saat Wakil Presiden RI pertama Drs.H. Muhammad Hatta berkunjung ke Kerinci Gedung SMP menempati gedung baru yang berdekatan dengan Rumah Sakit Sungai Penuh.

Pada tahun 1981 Hardito tokoh pendidikan alam Kerinci meninggal Dunia di Makkah saat menunaikan Ibadah Haji, Hardito, Sukoco, Tokoh Kerinci H. Mukhtaruddin  merupakan sosok tokoh utama yang paling berjasa dalam merintis dunia pendidikan di alam Kerinci,namun sayangnya jejak Krintji Institut dan nama tokoh pendiri seperti Hardito dan Sukoco nyaris di lupakan orang, mungkinkah Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci dan masyarakat alam Kerinci mau mengenang dan menghargai jasa para perintis dan pejuang dunia pendidikan itu?  Jawabannya tanyakan pada diri kita masing masing.

Pada Era tahun 1955 /1956  hingga akhir tahun 1970 an,Sungai Penuh merupakan kiblat kedua dunia pendidikan di Propinsi Jambi, hampir semua Lembaga Pendidikan Tingkat SLTP dan SLTA berdiri di Kerinci. Diantaranya SGA, SGB, PGA, MAN  SMA dan SMP Negeri, PGLSP, SMEP, SKKP, SMEA, SPMA, SPG, SGO, Fakultas Syariah, A2N.


Pada umumnya sebelum era tahun 1980an Tamatan SLTA yang dihasilkan oleh Lembaga  Lembaga Pendidikan  di Sungai Penuh melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Sumatera Barat, Jakarta, Bogor dan Yokyakarta. Alumni alumni yang dihasilkan oleh Sekolah Menengah Atas di Sungai Penuh sampai saat ini tersebar hingga kepelosok Nusantara, beberapa diantaranya menjadi Pejabat, Pengusaha  dan tokoh ditingkat Nasional.

Beberapa tokoh yang berhasil dirangkum oleh Penulis diantaranya tercatat  tokoh era tahun 1945 - 1950 an,  era tahun 1970 an - 1980 an dan hingga akhir tahun 2012 diantaranya adalah, H. Muchtaruddin, KH. Adnan Thaib, KH. A. Rahman Dayah, KH. Djanan Thaib Bakri, Mayjen H.A. Thalib, H. Ramli Taha SH, Prof. Dr. H. Yakub Isman, Kolonel H.M. Koekoeh, Prof. H. Idris Jakfar, SH, Prof. Dr. dr. H. Havid Ardy,  H. Abu Hasan, MA, Drs. H. Taher Ahmad, A. Salam Karim, BA, Hasyimi, BA, Letjend (Purn) H. Chalid Karim, Leo H. Rusdi Sayuti, BA, Drs. H. Muhammad Awal, Drs. H. Hasmi Mukhtar, Kolonel Thalat Siin,  Drs. H. Saaduddin, Husaini Kadir, SH, Kolonel Fahmi Mukhtar, Hj. Aida Rosnan, BA, Hj. Ida  Hayati, BA, Hj. Hasnah Burhama, Idris Ibrahim, Prof.Dr.H. Asafri Jaya Bakri, MA, Prof. Dr. Firwan Tan, Msc.Dpl.Ing, Prof. H. Bakri, Kolonel (Pol) Syamsir Karim, Prof. Dr. H. Aulia Tasman, Phd, Dr. H. Rizal Djalil, MM, Drs. Muradi Dharmawansyah, Herman Muchtar, SE, Ir. H. Syafruddin Ahmad,  Dr. H. Husaini Ardy, dr. Nasrul Qadir, Dr. Adi Rozal M.Si  dan beberapa tokoh  tokoh muda yang berkecimpung dalam dunia usaha dan Partai Politik ditingkat Regional maupun Nasional.

Era tahun 1970 an hingga era tahun 1980 an bumi alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) dikenal sebagai gudangnya Intelektual dan cendekiawan di Propinsi Jambi, keadaan ini  telah mendapat pengakuan Internasional, kehadiran Aksara Incung dan Naskah Kuno Tanjung Tanah merupakan Bukti bahwa orang  alam Kerinci dimasa lalu merupakan type masyarakat yang cerdas, bahkan jauh sebelum itu dari artefak tinggalan sejarah berupa batu batu Silindrik juga menunjukkan bahwa masyarakat Purba yang mendiami alam Kerinci sejak awal telah memiliki peradaban yang tinggi, alam Kerinci merupakan sejarahwan dan antrolpologh dunia disebuat sebagai salah satu pusat peradaban dan kebudayaan Dunia, dan Kerinci merupakan  salah satu suku tertua yang ada di dunia yang lebih tua dari usia suku Inca Indian di Benua Amerika atau suku Aborigin di Benua Australia atau Suku Badui di Jazirah Arab.

Belakangan ini kejayaan  Sungai Penuh sebagai Kota Pendidikan terdepan di kawasan wilayah Barat Propinsi Jambi semakin suram. Kualitas mutu pendidikan kalah bersaing, dan lembaga pendidikan  Tinggi  kalah  bersaing, Perguruan Tinggi  yang ada hanya mampu menciptakan tenaga kependidikan  (Guru) dan tenaga Administrasi  perkantoran yang hanya siap untuk menjadi abdi Negara (PNS). Untuk tenaga siap pakai yang menguasai Keterampilan (Skill)  perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kejuruaan yang  terampil dan terlatih dirasakan masih jauh dari yang diharapkan. Dampaknya pada setiap penerimaan CPNS, Ribuan sarjana lulusan PTN/PTS berlomba lomba untuk memperoleh tiket menjadi PNS.

Wali Kota Sungai Penuh Prof. Dr. H. Asafri Jaya Bakri, MA kepada Penulis mengemukakan, kedepan Pemerintah Kota Sungai Penuh yang baru berumur masih sangat muda secara bertahap akan melakukan pembenahan dan perbaikan untuk mempercepat program percepatan Pembangunan Kota Sungai Penuh, berbagai upaya pembenahan terus dilakukan untuk menciptakan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Kepada Penulis, Walikota Sungai Penuh Prof. Dr. Asafri Jaya Bakri, MA dan Wakil Walikota Sungai Penuh Ardinal Salim, SE mengemukakan, Visi Pemerintahan untuk 5 tahun kedepan adalah menjadikan Kota Sungai Penuh Mandiri, Maju dan Terdepan dalam Pendidikan (Kota Sungai Penuh MAPAN 2016). Untuk mewujudkan Visi tersebut ada 7 (Tujuh) Misi yang akan dilakukan dan ingin dicapai yaitu:
  1. Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik
  2. Meningkatkan pendidikan berkualitas dan berbasis IMTAQ dan IPTEK
  3. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana daerah yang berkeadilan
  4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berbasis ekonomi kerakyatan
  5. Meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat
  6. Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis,b erakhlak  mulia dan berbudaya
  7. Pengelolaan potensi daerah,tata ruang dan lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan dan mencapai Visi dan Misi menjadikan Kota Sungai Penuh MAPAN 2016, pemerintah kota tidak akan mampu berjalan sendiri, untuk itu peran serta masyarakat luas, tokoh tokoh adat, ulama, cendekiawan termasuk masyarakat Kota Sungai Penuh diperantauan sangat diperlukan.

Khusus dibidang Kebudayaan dan Pariwisata, menurut Prof. Dr. Asfari Jaya Bakri, MA Kota Sungai Penuh juga memiliki banyak keunggulan,sebagai Kota kecil yang dikelilingi Kabupaten Kerinci,memiliki potensi dan kekayaan alam dan Pawisita yang cukup berpontesi untuk dikembangkan, dan Posisi Kota Sungai Penuh yang berada di Jantung alam Kerinci memiliki potensi bagi pengembangan jasa pariwisata guna mengakomodir dan memfasilitasi segala keperluan wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Kerinci dan daerah daerah sekitarnya.

Sejak Periode Pemerintahan Belanda hingga Pasca Pemekaran Kerinci tahun 2008, Kota Sungai Penuh merupakan pusat Pemerintahan, Pendidikan, Perdagangan dan Jasa bagi Kabupaten Kerinci, dengan berdirinya Sungai Penuh sebagai daerah otonom baru berarti Kota Sungai Penuh telah mewarisi berbagai aset Kabupaten Kerinci yang nota bene adalah Kabupaten induk. Meski sebagian besar bangunan perkantoran dan fasilitas sosial masih dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci, akan tetapi kedepan Pemerintah Kabupaten Kerinci ”akan Legowo” untuk menyerahkan asset kepada  adik  kandungnya  Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci saat ini tengah membangun kawasan pusat Pemerintahan di wilayah Bukit Tengah Kecamatan Siulak, jika ibu kota Kabupaten Kerinci telah dibangun di Bukit Tengah  dipastikan pertumbuhan  ekonomi dan pelayanan masyarakat  akan semakin lebih baik.

Bupati Kerinci H. Murasman, S.Pd. MM, mengakui bahwa Kabupaten yang berada di Puncak pegunungan Andalas memiliki beragam potensi seni, kebudayaan dan Pariwisata, untuk memperkenalkan asset dan Potensi itu Pemerintah Kabupaten Kerinci disamping melakukan Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) juga melakukan promosi wisata ke Propinsi dan Negara tetangga seperti Malaysia. 



Murasman mengakui keterbatasan sarana Infrastruktur jalan sejak beberapa puluh tahun terakhir merupakan faktor utama malasnya wisatawan menuju alam Kerinci, kita harapkan dengan program Jambi Emas 2015 kondisi sarana transportasi dari dan ke Kerinci dapat semakin membaik, Pemerintah juga terus menjajaki dan melakukan penjajakan dengan  Maskpai Penerbangan, hal ini mengingat Bandara yang telah di tingkatkan oleh Bupati H. Fauzi Siin pada waktu itu Bandara telah mampu didarati oleh Pesawat jenis Fokker 50.

Untuk meningaktkan pelayanan publik serta untuk mendorong percepatan Pembangunan  Kabupaten Kerinci, sejak tahun 2010 Pemerintah telah mempersiapkan Lokasi Bangunan Pemerintahan Kabupaten Kerinci di Kawasan Bukit Tengah Kecamatan Siulak, saat ini kegiatan pembangunan sarana infra struktur tengah dilaksanakan.

Menurut H. Murasman Secara Administrasi dan ketatanegaraan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh telah menjadi daerah otonomi yang berdiri sendiri, akan tetapi dalam perspektif kesejarahan dan Kebudayaan masyarakat Kabupaten Kerinci dan masyarakat Kota Sungai Penuh merupakan satu kesatuan adat, satu kesatuan kebudayaan dan memiliki akar sejarah dan kebudayaan yang sama  yang tidak dapat saling dipisahkan.

Menyikapi berbagai dinamika Pembangunan di Alam Kerinci (Budhi VJ. Rio Temenggung Tuo) menyebutkan, sejak masa lalu orang Kerinci telah mengenal istilah filosofis ”Tiga Tungku Sejarangan” yakni Pemerintah/Eksekutif/Legeslatif (Umaro), Pemangku Adat  dan Ulama,  jika salah satu dari ketiga tungku tersebut tidak diperankan  maka cita cita  untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat akan terganggu dan sulit untuk tercapai. Dilain pihak para Pemangku adat juga diharapkan dapat memahami “Sko Tigo Takah” dan dapat memisahkan antara Peran Pemerintah dan Peran Pemangku Adat dalam Proses Pembangunan, Para Ulama dan tokoh tokoh agamawan  diharapkan  dapat  menjadi   katalisator  dan  Fasilitator  dalam  menggairahkan derap langkah Pembangunan dan para Aktifis (LSM) hendaknya dapat memerankan perannya sebagai Motivator dan Stablisator bukan bertindak sebagai Komporator.

Bila kita berbicara mengenai kebahagiaan, kita sekaligus juga bicara tentang manusia. Manusia adalah makhluk pencipta nilai dan pemberi makna pada nilai, berhubung sistem nilai yang dihayati perdepenisi adalah budaya/kebudayaan, manusia adalah fakta fundamental dan primordial dari budaya/kebudayaan, dengan demikian ide tentang kebudayaan menetapkan manusia diatas kewargaan (citizenship).

Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan  oleh para pejuang dan para pahlawan termasuk juga persispsnnya tahun 1908 dan 1928 lahir dari wacana kebudayaan yang dikembangkan oleh kaum terdidik/terpelajar.

Dalam kontek alam Kerinci, (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) sudah saatnya kita mewujudkan Pembangunan Daerah dengan pendekatan budaya, dengan demikian berarti budaya perlu diperhitungkan dalam pemerintahan.bukti sejarah menunjukkan bahwa budayawan sudah terbiasa menyatukan ”NALAR” dan “HATI” seperti yang pernah diingatkan filsuf matematikus Pascal, hati punya penalaran sendiri ketika nalar tidak bisa menjelaskan.

Jika ketiga tungku sejarangan ini benar benar difungsikan dan dilibatkan secara lansung dalam proses proses pengambilan keputusan dan pengawasan dalam proses pembangunan diyakini alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) akan menjadi sebuah Negeri yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofuur…… Semoga.


Budhi Vrihaspathi Jauhari          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar