Sabtu, 10 Mei 2014

TIPS MENGATASI KEBIASAAN MENGOMPOL PADA ANAK

Para ahli menganggap mengompol sebagai masalah hanya jika itu berlanjut melewati usia 5 tahun. Mengompol dialami kira-kira 1 dari 3 anak berusia 4 tahun dengan jumlah anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Mengompol bahkan umum di antara anak-anak usia prasekolah yang sudah biasa mengendalikan kantung kemihnya pada siang hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelumnya. Pada usia 6 tahun, 10% anak-anak belum juga lepas dari masalah ini. Diantara anak-anak berusia 10 tahun, lima persennya masih kesulitan untuk konsisten tidak mengompol.

Keturunan barangkali satu-satunya faktor paling penting dalam menentukan siapa yang mengompol. Jika salah satu orang tua biasa mengompol pada masa kecilnya, anak mempunyai 45% kesempatan mengalami masalah yang sama. Jika kedua orangtuanya dahulu biasa mengompol, 75% anak akan mengalami hal yang sama

Dahulu kebiasaan mengompol dianggap sebagai masalah psikologis. Namun sekarang diketahui bahwa faktor biologis memegang peranan lebih besar.

Beberapa faktor yang mungkin jadi penyebab :

  1. Kapasitas kandung kemih yang lebih kecil dari pada rata-rata, sekalipun kandung kemih itu sendiri berukuran normal. Pada anak-anak seperti ini, sensasi ingin kencing terjadi lebih sering. 
  2. Anak-anak yang sering mengompol mungkin tidur lebih nyenyak dari pada anak yang bukan pengompol 
  3. Lebih banyak menghasilkan urine dari pada rata-rata anak, karena produksi hormon anti diuretik (hormon yang mencegah pembentukan air seni) yang tidak memadai.

Hal ini menjadi catatan penting bagi orang tua agar tidak menghukum & memarahi anak-anak yang sering mengompol. Bahkan hal itu akan memperparah situasi, karena harga diri anak jatuh dan anak akan kehilangan kepercayaan diri akan kemampuannya menghadapai masalah.

Tips untuk mengatasinya :
  1. Membatasi minum pada malam hari
  2. Menghindarkan anak mengkonsumsi coca-cola, teh, cocoa dan cokelat; karena semuanya mengandung kafein yang bersifat diuretik
  3. Jadwalkan pergi ke kamar mandi, sekali 30 menit sebelum waktu tidur, dan berikutnya tepat sebelum anak Anda diselimuti
  4. Pada siang hari bisa dilakukan ”latihan tidak mengompol”. Dr. Sheldon menjelaskan : ”Anak naik ke tempat tidur dan berpura-pura tidur. Setelah semenit, dia berpura-pura merasa ingin kencing, kemudian pura-pura bangun, turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.” Tujuan pelatihan ini adalah mengakrabkan anak pada rutinitas meninggalkan tempat tidurnya, berjalan ke kamar mandi dan menggunakan toilet.
  5. Berikan pujian atau reward ketika anak berhasil tidak mengompol.
  6. Libatkan anak untuk membantu anda membersihkan tempat tidurnya, dalam suasana kerjasama yang baik, tanpa kemarahan.
  7. Jangan memperlakukan anak seperi bayi dengan memaksa dia mengenakan popok atau celana plastik, atau dengan tak membolehkannya tidur di atas dipan biasa.
umina_fatih, parentingislami.wordpress.com
Sumber : Eberlein, Tamara. Selamat tidur, balitaku : kiat-kiat mengantar anak tidur lelap. Bandung: Kaifa, 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar