Para ahli menganggap mengompol sebagai masalah hanya
jika itu berlanjut melewati usia 5 tahun. Mengompol dialami kira-kira 1 dari 3
anak berusia 4 tahun dengan jumlah anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan.
Mengompol bahkan umum di antara anak-anak usia prasekolah yang sudah biasa
mengendalikan kantung kemihnya pada siang hari, berbulan-bulan atau
bertahun-tahun sebelumnya. Pada usia 6 tahun, 10% anak-anak belum juga lepas
dari masalah ini. Diantara anak-anak berusia 10 tahun, lima persennya masih
kesulitan untuk konsisten tidak mengompol.
Keturunan barangkali satu-satunya faktor paling
penting dalam menentukan siapa yang mengompol. Jika salah satu orang tua biasa
mengompol pada masa kecilnya, anak mempunyai 45% kesempatan mengalami masalah
yang sama. Jika kedua orangtuanya dahulu biasa mengompol, 75% anak akan
mengalami hal yang sama
Dahulu kebiasaan mengompol dianggap sebagai masalah
psikologis. Namun sekarang
diketahui bahwa faktor biologis memegang peranan lebih besar.
Beberapa faktor
yang mungkin jadi penyebab :
- Kapasitas kandung kemih yang lebih kecil dari pada rata-rata, sekalipun kandung kemih itu sendiri berukuran normal. Pada anak-anak seperti ini, sensasi ingin kencing terjadi lebih sering.
- Anak-anak yang sering mengompol mungkin tidur lebih nyenyak dari pada anak yang bukan pengompol
- Lebih banyak menghasilkan urine dari pada rata-rata anak, karena produksi hormon anti diuretik (hormon yang mencegah pembentukan air seni) yang tidak memadai.
Hal ini menjadi catatan penting
bagi orang tua agar tidak menghukum & memarahi anak-anak
yang sering mengompol. Bahkan hal itu akan memperparah situasi, karena harga
diri anak jatuh dan anak akan kehilangan kepercayaan diri akan kemampuannya
menghadapai masalah.
Tips untuk mengatasinya :
- Membatasi minum pada malam hari
- Menghindarkan anak mengkonsumsi coca-cola, teh, cocoa dan cokelat; karena semuanya mengandung kafein yang bersifat diuretik
- Jadwalkan pergi ke kamar mandi, sekali 30 menit sebelum waktu tidur, dan berikutnya tepat sebelum anak Anda diselimuti
- Pada siang hari bisa dilakukan ”latihan tidak mengompol”. Dr. Sheldon menjelaskan : ”Anak naik ke tempat tidur dan berpura-pura tidur. Setelah semenit, dia berpura-pura merasa ingin kencing, kemudian pura-pura bangun, turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.” Tujuan pelatihan ini adalah mengakrabkan anak pada rutinitas meninggalkan tempat tidurnya, berjalan ke kamar mandi dan menggunakan toilet.
- Berikan pujian atau reward ketika anak berhasil tidak mengompol.
- Libatkan anak untuk membantu anda membersihkan tempat tidurnya, dalam suasana kerjasama yang baik, tanpa kemarahan.
- Jangan memperlakukan anak seperi bayi dengan memaksa dia mengenakan popok atau celana plastik, atau dengan tak membolehkannya tidur di atas dipan biasa.
umina_fatih,
parentingislami.wordpress.com
Sumber : Eberlein,
Tamara. Selamat tidur, balitaku : kiat-kiat mengantar anak tidur
lelap. Bandung:
Kaifa, 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar