Kenapa anak suka jajan? Sebagian
orang tua menyalahkan anak-anak di sekitar rumah yang suka jajan sehingga
membuat anaknya ngiler ingin jajan. Menyalahkan teman sekolah yang konsumtif,
atau neneknya yang selalu ngasih uang jajan. Yang jelas orang lain yang salah termasuk menyalahkan
anak itu sendiri. “Adik, kenapa sih jajan melulu?”.
Jika kita telusuri asal muasal
anak jajan, ternyata penyebabnya tidak lain adalah orang tua sendiri. Bingung?
Anak itu lahir dalam keadaan putih bersih otaknya. Yang menentukan anak jadi
seperti apa adalah orang tua. Termasuk menentukan anak suka jajan atau tidak.
Saat lahir, anak tidak mengenal kata jajan sampai ada beberapa tindakan orang
tua yang akhirnya membuat anak mengenal kata itu dan menjadikannya kebiasaan.
Beberapa hal yang membuat anak
jadi tahu jajan pada usia dini :
- Beberapa orang tua bila anak rewel akhirnya mengajak anak jajan untuk mendiamkan anak.
- Beberapa orang tua punya kebiasaan jajan yang akhirnya ditiru oleh anak.
- Orang tua sengaja mengajak anak jajan.
- Orang tua memberi jajanan yang berlebihan untuk bekal sekolah.
Jadi, sebenarnya jika keempat
hal diatas dihindari, anak tidak akan tahu tentang jajan. Ketika anak rewel,
sebenarnya yang dia butuhkan adalah perhatian orang tua. Apabila anak rewel
tersebut kita ajak bicara, kita dengarkan keluhannya, kita ajak bermain, kita
ajak bercanda, kita ajak bercerita, anak tidak akan ingat lagi dengan jajan.
Jadi, mulailah menghilangkan solusi jajan untuk mendiamkan anak sementara, tapi
merusak mentalnya di masa depan menjadi anak yang konsumtif.
Bersabarlah untuk konsisten
dalam hal ini, karena betapa besar penghematan yang orang tua akan dapatkan
karena memiliki anak yang sholeh, yang tidak suka jajan.
Anak adalah peniru yang baik.
Oleh karena itu, orang tua juga harus memperlihatkan contoh tidak jajan kepada
anaknya. Apalagi sengaja mengajak anak jajan secara teratur, sehingga anak
terbiasa jajan.
Sebenarnya, jajan itu boleh. Tapi, ada beberapa syaratnya,
yaitu :
- Tidak untuk jadi satu kebiasaan (hanya sesekali)
- Tidak berlebihan
- Pilih jajanan yang sehat
Ada beberapa orang tua juga
yang memberikan jajanan (snack) bekal sekolah dalam jumlah yang berlebihan.
Akan lebih baik, bila konsep hemat itu tertanam pada diri anak.
Ketika dia memilih snack untuk
bekal sekolahnya, sebaiknya diberi batasan jumlah uang. Misalnya : “Kakak, umi
hanya punya uang Rp.3.000,- untuk snack. Silahkan Kakak pilih makanan yang
harganya tidak lebih dari itu.” Hal ini, membuat anak berpikir bahwa jumlah
uang ada batasnya. Hal ini bisa diterapkan untuk masalah pembelian mainan atau
apapun di masa depan. Semoga bermanfaat.
By : Ummu Khaidar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar