Pertanyaan :
Mohon saya
dibantu. Bagaimana zikir dan doa sesudah shalat fardhu sesuai sunah Rosululloh secara lengkap,
agar saya bisa mantap beribadah. Terima kasih sebelumnya. Dari Suparno
(suparno**@yahoo.***)
Jawaban:
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Secara umum,
zikir setelah shalat fardhu adalah sebagai berikut:
Setelah salam membaca
istigfar (Astaghfirulloh) sebanyak 3 kali kemudian mengucapkan :
اللَّهُمَ
أَنْتَ
السَّلَامُ
وَمِنْكَ
السَّلَامُ
تَبَارَكْتَ
يَا
ذَا
الْجَلَالِ
وَالْإِكْرَامِ
Alloohumma antassalaam wa
minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom.
“Ya Alloh, Engkau Maha sejahtera, dan dari-Mu
kesejahteraan. Maha berkah Engkau, wahai Robb pemilik keagungan dan kemuliaan.”
(Sahih; H.R. Muslim, no. 591)
Patut
diperhatikan bahwa lafal zikir di atas tidak boleh ditambah dengan
kata-kata dibawah ini:
وَإِلَيْكَ
يَعُوْدُ
السَّلاَمُ
فَحَيِّنَا
رَبَّنَا
بِالسَّلاَمِ
وَأَدْخِلْنَا
دَارَ
السَّلاّمِ
Hal itu
dikarenakan lafal tersebut tidak berasal dari Nabi shollalloohu ‘alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih,
1:303; Hasyiyah Ath-Thahawi ‘alal
Maraqiy, 2:311.
Kemudian mengucapkan :
Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu
wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoita wa laa
mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd.
Artinya : “Tidak ada sembahan yang berhak disembah
melainkan Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan
pujian. Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Alloh, tidak ada yang mampu
mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi
sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi
pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.”
(Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341)
Setelah itu, Anda bisa
mengucapkan tasbih (سبحان الله), tahmid (الحمد لله), dan takbir (الله أكبر) masing-masing sebanyak 33
kali, kemudian menyempurnakannya sehingga genap menjadi 100 dengan mengucapkan:
Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu
wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya : “Tidak ada sembahan yang berhak disembah
melainkan Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan
pujian. Dia Maha kuasa atas segala sesuatu”.
Hal ini
berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari shahabat Abu Hurairah; Rosululloh
bersabda, “Barang siapa yang
bertasbih, bertahmid, dan bertakbir sebanyak 33 kali setelah melaksanakan
shalat fardhu sehingga berjumlah 99 kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus
dengan ucapan Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah,
lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun
sebanyak buih di lautan.” (Sahih;
H.R. Muslim, no. 597)
Apabila kondisi tidak
memungkinkan untuk membaca lafal tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing
sebanyak 33 kali, Anda bisa juga mengucapkan tasbih, takbir, dan tahmid
sebanyak 10 kali.
Hal ini
berdasarkan hadis Abdullah bin Amru rodhialloohu
‘anhu. Rosululloh shollalloohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada
dua perkara, setiap muslim yang konsisten melakukannya akan masuk ke dalam
surga. Keduanya sangatlah mudah, namun sangat jarang yang mampu konsisten
mengamalkannya. (Perkara yang pertama) adalah bertasbih, bertahmid, dan
bertakbir masing-masing sebanyak 10 kali sesudah menunaikan shalat fardhu.”
(Sahih; H.R. Tirmidzi, no. 3410; Shahihut Tirmidzi, no. 2714)
Kemudian membaca Ayat Kursi
serta surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya
masuk surga selain kematian.” (Sahih;
H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa
Ziyadatuhu, no. 11410)
Uqbah bin Amir rodhialloohu ‘anhu berkata, “Rosululloh
shollalloohu ‘alaihi wa sallam
memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat
(Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348)
Kami
menyarankan kepada Bapak Suparno untuk memiliki buku kecil Hishnul Muslim karya Dr. Sa’id
Al-Qahthani yang memuat zikir-zikir yang sesuai dengan tuntunan Nabi shollalloohu ‘alaihi wa sallam yang
alhamdulillah telah banyak diterjemahkan. Jika ingin mengetahui beberapa
ketentuan fikih yang terkait dengan zikir dan doa, Bapak bisa mencari buku Wirid dan Dzikir karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawwaz yang
diterbitkan Pustaka Imam Syafi’i. Semoga dimudahkan.
Dijawab oleh Ustadz Muhammad Nur Ichwan Muslim, S.T.
(Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar