Kamis, 22 Mei 2014

ZIKIR DAN DO'A SETELAH SHOLAT FARDHU

Pertanyaan :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 

Mohon saya dibantu. Bagaimana zikir dan doa sesudah shalat fardhu sesuai sunah Rosululloh secara lengkap, agar saya bisa mantap beribadah. Terima kasih sebelumnya. Dari Suparno (suparno**@yahoo.***)

Jawaban:

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Secara umum, zikir setelah shalat fardhu adalah sebagai berikut:

Setelah salam membaca istigfar (Astaghfirulloh)  sebanyak 3 kali kemudian mengucapkan :

اللَّهُمَ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Alloohumma antassalaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom.

“Ya Alloh, Engkau Maha sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Maha berkah Engkau, wahai Robb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 591)

Patut diperhatikan bahwa lafal zikir di atas tidak boleh ditambah dengan kata-kata dibawah ini:

وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاّمِ

Hal itu dikarenakan lafal tersebut tidak berasal dari Nabi shollalloohu ‘alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih, 1:303; Hasyiyah Ath-Thahawi ‘alal Maraqiy, 2:311.

Kemudian mengucapkan :
Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd. 

Artinya : “Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Alloh, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341)

Setelah itu, Anda bisa mengucapkan tasbih (سبحان الله), tahmid (الحمد لله), dan takbir (الله أكبر) masing-masing sebanyak 33 kali, kemudian menyempurnakannya sehingga genap menjadi 100 dengan mengucapkan:
Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya : “Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Maha kuasa atas segala sesuatu”.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari shahabat Abu Hurairah; Rosululloh bersabda, “Barang siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir sebanyak 33 kali setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah  99 kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan Laa ilaaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 597)

Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk membaca lafal tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali, Anda bisa juga mengucapkan tasbih, takbir, dan tahmid sebanyak 10 kali.
Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Amru rodhialloohu ‘anhu. Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua perkara, setiap muslim yang konsisten melakukannya akan masuk ke dalam surga. Keduanya sangatlah mudah, namun sangat jarang yang mampu konsisten mengamalkannya. (Perkara yang pertama) adalah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing sebanyak 10 kali sesudah menunaikan shalat fardhu.” (Sahih; H.R. Tirmidzi, no. 3410; Shahihut Tirmidzi, no. 2714)

Kemudian membaca Ayat Kursi serta surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410)

Uqbah bin Amir rodhialloohu ‘anhu berkata, “Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348)

Kami menyarankan kepada Bapak Suparno untuk memiliki buku kecil Hishnul Muslim karya Dr. Sa’id Al-Qahthani yang memuat zikir-zikir yang sesuai dengan tuntunan Nabi shollalloohu ‘alaihi wa sallam yang alhamdulillah telah banyak diterjemahkan. Jika ingin mengetahui beberapa ketentuan fikih yang terkait dengan zikir dan doa, Bapak bisa mencari buku Wirid dan Dzikir karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawwaz yang diterbitkan Pustaka Imam Syafi’i. Semoga dimudahkan.

Dijawab oleh Ustadz Muhammad Nur Ichwan Muslim, S.T. (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar