Minggu, 11 Mei 2014

WANITA SHALIHAH MENURUT PANDANGAN ISLAM



Wanita solehah adalah seorang wanita yang pandai memposisikan diri dimanapun dan kapanpun, terhadap diri sendiri, keluarga (utamanya 2 orang tua), lingkungannya. Hal ini sama dengan laki-laki yang soleh.. bukan mau bahas kesetaraan gender lho… cuman mau ngejelasin wanita solehah sesuai judul posting aja… di dalam ajaran agama islam wanita diajarkan untuk menjadi wanita solehah, utamanya bagi suaminya, seorang wanita soleh yang tahu bagaimana berbuat untuk sang suami akan menjadi istri solehah. Pingin juga kan jadi istri solehah?

maka dari itu mulailah dari sekarang untuk menjadi wanita solehah terhadap diri kita, keluarga kita, ligkungan kita, bagi yang sudah nikah langsung aja dehhh praktekkan yang namanya istri solehah
.

Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya
Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian, isteri-isteri kamu yang menjadi penghuni syurga ialah isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau reda”. (riwayat al-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)

Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami).  
Seperti menyiapkan makan minumnya, menyiapkan tempat tidurnya, pakaiannya dan seumpamanya.

Menjaga rahasia-rahasia suami.  
Lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid Rodhialloohu ‘Anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rosululloh. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk.

Baginda bertanya: “Barangkali antara kalian ada suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan isterinya (hubungan suami isteri), dan barangkali ada isteri yang memberitahu apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Alloh! Wahai Rosululloh, sesungguhnya mereka (para isteri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)”.

Baginda bersabda bermaksud: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaitan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya”. (riwayat Ahmad 6/456)

Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya.  
Sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.

Ketika suaminya sedang berada di rumah, ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bermesra) dengannya.  
Seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya.

Bersegera memenuhi ajakan suami memenuhi hasratnya.  
Tidak menolaknya tanpa alasan yang syari, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wa Sallam yang bermaksud: Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu si isteri menolak ajakan suaminya (enggan) melainkan Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala murka terhadapnya hingga si suami redha padanya. (Riwayat Muslim no. 1436)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar