Bagaimana cara kita mengenalkan
surga dan neraka. Mana yang lebih dahulu? Pengenalan tentang surga dan neraka,
adalah pengenalan tentang konsep pahala dan siksa pada anak. Dalam hal ini
memang kita harus memahami tahapan-tahapan dan caranya. Karena pada anak usia
dini, mereka baru mengenal cinta, kasih sayang dan pelayanan dari orang tuanya,
khususnya ibunya. Pendidikan anak usia dini tidak mengedepankan sanksi.
Sehingga tahapan pengenalan surga adalah tahap yang paling awal sebelum
mengenalkan neraka. Anak-anak menyukai gambaran yang indah, yang menyenangkan.
Pengenalan surga sangat mudah dengan pendekatan cinta dan kasih sayang pada
anak usia dini. Untuk anak usia dini, mereka harus ditanamkan kecintaan kepada
Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala,
kecintaan kepada Rosululloh Shollalloohu ‘alaihi wa sallam, kecintaan kepada kedua orang tuanya, kecintaan kepada
surga sebagai satu bentuk kearunia Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala dan kecintaan kepada Islam dan umat Islam.
Bagaimana cara kita mengenalkan
surga?
Untuk anak-anak, lebih mudah
bercerita. Dan kita mengenal surga dalam al Qur’anul karim yang datang kepada
kita secara pasti bahwa itu dari Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala. Di dalam al Qur’an banyak sekali ayat-ayat tentang
surga yang kita jumpai. Misalnya dalam surat ar Rahman. Yang dalam surat itu
selain menanamkan kecintaan kepada Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala Yang Maha Penyayang, juga mengenalkan tentang keindahan
surga. Selain itu juga ada surat-surat lain dalam al Qur’an.
Disampaikan juga kepada siapa
surga diberikan. Yaitu kepada orang-orang yang shaleh. Biasanya anak-anak akan
memiliki gambaran yang menyenangkan tentang surga. Mereka bertanya apakah ada
makanan yang enak-enak, ada mainan-mainan, ada ayunan, ada es krim dll yang
mereka sukai.
Maka kita biarkan saja
imajinasi mereka berkembang tentang surga. Yang jelas, ketika seorang yang
shalih masuk surga, maka ia bisa meminta apapun yang indah dan baik kepada Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala.
Tentu akan sangat berbeda gambaran surga pada seorang anak, seorang ibu bahkan
seorang bapak.
Sebagai contoh, bagi seorang ibu, mungkin yang diinginkannya
adalah tidur yang nyaman, sehingga gambaran tentang bantal-bantal yang bersusun
dan permadani-permadani membuat para ibu yang seringkali kepayahan mengurus
rumah tangga dan anak yang masih kecil memikirkan tentang surga.
Untuk para bapak atau para
bujang mungkin yang terindah adalah bidadari. Apapun, surga itu menyenangkan
dan membuat setiap manusia yang shalih dan shalihah sangat berharap
memasukinya.
Kapan kita mengenalkan neraka?
Kita mengenalkan neraka setelah
mengenalkan surga. Tetapi pada
anak usia dini hanyalah gambaran yang bersifat umum saja. Bahwa di neraka kita
tidak akan menemui sesuatu yang indah dan menyenangkan, jauh berbeda dengan
gambaran surga. Maka sebenarnya rata-rata cukup bagi seorang anak untuk tidak
suka neraka.
Apalagi ketika sang ibu
mengatakan, bahwa ibu sendiri tidak mau masuk masuk neraka, maka anak kecil
biasanya mengatakan aku maunya sama ibu. Kalau ibu tidak mau masuk neraka, maka
aku juga tidak mau. Bagi anak kecil, ibunya adalah segalanya. Di neraka kita
tidak akan menemui Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala dan rosul-Nya, di neraka kita juga mungkin tidak akan bertemu
dengan ibu kita yang baik dan shalihah.
Ketika tahap pertama anak sudah
berhasil dikenalkan kecintaan kepada Alloh, Rosul Nya, insya Alloh ia akan mengenal bahwa neraka adalah tempat yang harus
dihindari dan dijauhi.
Apakah perlu gambaran
deskriptif tentang neraka? Lengkap dengan segala bentuk siksanya misalnya?
Pada tahap awal, misalnya usia
TK memang tidak perlu deskriptif. Karena khawatir terbawa mimpi dan mereka
sangat takut. Untuk usia SD bisa lebih deskriptif dan akan membuat mereka
semakin tidak suka dengan neraka, dan memfokuskan hidup untuk selalu mencari
jalan ke surga. Ada satu permainan anak-anak yang namanya ular tangga anak
muslim.
Permainan ini sangat baik untuk
mengenalkan macam-macam amal shaleh yang harus diikuti dan amal buruk yang
harus dijauhi. Anak-anak sangat senang ketika mereka bisa berhasil naik tangga
menuju ke surga. Apalagi kalau tanpa hisab.
Mereka sangat sedih ketika
dalam langkahnya tergelincir mundur atau turun, sehingga jauh dari surga. Di
sanalah kita akan menanamkan kecenderungan anak untuk selalu beramal shaleh.
Pengenalan tentang neraka bisa menyertai pengenalan tentang hari Kiamat. Karena
Hari Kiamat adalah salah satu rukun iman yang juga harus dikenalkan sejak usia
dini. Karena anak juga diajari tahfizh al Qur’an dan juz amma’ banyak membahas
tentang hari Kiamat juga, maka penjelasan surat-surat dalam juz amma’ sangat
perlu disampaikan kepada anak ketika mereka menghafalkan.
Bagaimana dengan anak yang
saking bandelnya jadi tidak mempan ketika kita hanya memberi gambaran umum
tentang neraka. Mereka cenderung menyepelekan?
Pada anak-anak tertentu memang
ada yang kategori bandel sehingga menyepelekan penggambaran tadi. Penggambaran
deskriptif tentang neraka sangat perlu, agar mereka paham. Salah seorang kawan
saya pernah ditantang seorang anak kecil bahwa dia tidak takut neraka. Dia menjelaskan
tentang adanya neraka itu dipenuhi api. Kebetulan ia membawa korek api. Dia
menyalakan untuk menjelaskan api, kemudian meniupnya.
Tiba-tiba ujung baranya
ditempel ke tangan anak. Si anak terkejut. Panas, katanya. Baru teman saya ini
menjelaskan bahwa itu baru baranya. Belum apinya. Kemudian dijelaskan lagi
tentang api dunia itu hanyalah percikan yang sangat kecil dari api neraka. Baru
anak ini takut dengan neraka.
Ada satu contoh lain dalam
sinetron Dedy Mizwar: PPT kira-kira setahun yang lalu. Ketika tiga sahabat yang
tinggal di mushola mendebat tentang, bahwa setan jin itu dari api, kalau masuk
neraka berarti tidak terasa dong. Kan api ketemu api. Kemudian Bang Jack
menjelaskan, tapi ketiganya ditampar dulu satu persatu.
Ditanya apakah sakit: mereka
jawabab pasti sakit, namanya juga ditampar. Baru kemudian menjelaskan, bahwa
asal manusia dari tanah, pipi itu tanah dan tangan itu tanah. Tanah ketemu
tanah apa bisa sakit. Demikian juga api neraka itu sangat keras dan dahsyat
yang juga bisa membuat makhluk yang berasal dari api pun sangat sengsara.
Bagi saya itu bagian
skenarionya Wahyu HS yang sangat jelas dan cerdas menjelaskan tentang siksa
neraka kepada mereka-mereka yang bandel. Tapi ini penjelasan kepada preman ya.
Kalau anak kecil tentu tidak boleh seperti itu.
Oleh : Ustadzah Ir. Lathifah Musa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar