Oleh : Rahmat
Sudah
ketentuan Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala.
Setiap kita diciptakan Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala memiliki tugas sebagai khalifah di muka bumi. Kita
diwajibkan untuk berikhtiar dan tawakal. Sedangkan hasil dari ikhtiar tersebut
hanya Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala yang menentukan. Hanya Alloh Subhaanahu Wa
Ta’ala yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi apapun hasilnya harus
dapat kita terima dengan lapang dada karena itulah yang terbaik bagi kita.
Jangan pernah kita merasa putus asa ketika kegagalan datang, justru kita
evaluasi dan ambil hikmahnya sehingga langkah kita berikutnya menjadi lebih
baik.
"Katakanlah: 'Siapakah yang
dapat melindungi kamu dari (takdir) Alloh jika Dia menghendaki bencana atasmu
atau menghendaki rahmat untuk dirimu?' Dan orang-orang munafik itu tidak
memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Alloh." (QS.Al-Ahzab :
17)
Ujian
Selama kita hidup di dunia ini ujian
akan selalu datang menghampiri kita. Karena Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala telah
berfirman: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?"
(QS.Al-'Ankabut : 2)
Setiap ujian yang menimpa kita insyaa
Alloh akan dapat kita lalui karena Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala akan menguji
setiap hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Ketika kita menerima ujian,
janganlah putus asa. Dengan putus asa hanya akan membuka jurang kehinaan yang
dapat membuat kita semakin terperosok kedalamnya. Sikapilah ujian dengan sabar,
bukankah ujian dari Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala merupakan ujian untuk
membuktikan sejauh mana keimanan kita kepada-Nya? Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
merelakan anak kesayangannya Ismail ‘Alaihissalam untuk disembelih ketika Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala memerintahkan, dan Isma’il ‘Alaihissalam pun oleh Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala digantikan dengan kambing. Peristiwa tersebut menjadi
titik awal kewajiban menyembelih hewan qurban bagi yang mampu
Setelah
kesulitan itu kemudahan
Dalam Qur'an surat 'Alam Nasrah ayat
5-6 disebutkan: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." Kalimat tersebut sampai
diulang dua kali. Hal tersebut kembali mengingatkan pada kita, janganlah mudah
berputus asa ketika kesulitan, kegagalan, musibah menimpa kita. Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala sudah menjanjikan kepada kita akan adanya kemudahan
setelah kesulitan. Kita harus percaya akan janji Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala
tersebut. Pada saat nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam berusaha untuk
menyebarkan agama Islam di jazirah Arab begitu banyak kesulitan yang diterima,
mulai dari penghinaan, cercaan, pengusiran, hingga peperangan. Alloh Subhaanahu
Wa Ta’ala kemudian membalasnya dengan hidup aman dan tentram di Madinah,
memperoleh kemenangan dihampir semua peperangan dan semakin luasnya daerah
kekuasaan yang diduduki oleh khilafah Islam.
Kewajiban
untuk ikhtiar
Dalam Qur'an bagitu banyak ayat yang
menerangkan bahwa Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala sudah menundukkan bumi sebagai
sarana kita untuk berikhtiar. Salah satu ayatnya berikut ini: "Dialah yang
menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS.Al-Furqoon : 47)
Atas amanah dari Alloh ini kita harus
dapat menjaganya yaitu dengan mematuhi apa yang Alloh tetapkan dalam berikhtiar
ini. Sebagai manusia kita menyadari begitu banyak kelemahan yang kita miliki,
sehingga kita harus sadar bahwa dalam setiap ikhtiar yang kita lakukan tak
selamanya berhasil. Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala tidak melihat hasil akhir dari
ikhtiar kita, tapi Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala akan melihat optimalisasi dari
ikhtiar kita dan cara kita menyikapi apapun hasil dari ikhtiar tersebut. Dan
ingatlah akan ada pahala dari ikhtiar yang sudah kita lakukan.
Sudah
banyak nikmat yang kita terima
Pernahkan kita merenungkan berapa
banyak nikmat yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala karuniakan kepada kita selama di
dunia ini? Jawaban yang paling tepat atas pertanyaan tersebut adalah bahwa
nikmat Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala itu tak terhingga banyaknya. Padahal nikmat
yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala turunkan di dunia ini hanya satu dari 100
nikmat yang Allah berikan bagi makhluk-Nya, sedangkan nikmat yang 99 akan Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala berikan di Surga kelak. Sudahkah kita mensyukurinya?
Ketika ujian, cobaan, dan musibah
menerpa kita ingatlah masih banyak nikmat lain yang patut kita syukuri. Cobalah
untuk menjauh dari putus asa, syukurilah apa pun yang Allah berikan berikan
kepada kita.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak”. (QS Al Kautsar:1)
Ada
tempat bergantung, yaitu Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala
Banyak kasus bunuh diri, pergi ke
dukun, pergi ke peramal, ketika kesulitan melilit hidup seseorang. Bunuh diri,
ke dukun, dan ke peramal menunjukan suatu keputus asaan akan masalah yang
dihadapi. Ingatkah kita bahwa Pencipta kita adalah Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala
yang Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Tahu, Maha Adil, dan Maha Bijaksana.
Maka sudah sepatutnya bila ujian yang datang melanda, bergantunglah hanya kepada
Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala, berdo'alah kepada-Nya, dan memohonlah kepada-Nya
seperti yang dtegaskan dalam ayat berikut:
"Alloh adalah
Tuhan (yang disembah), yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu." (QS Al
Ikhlash : 2)
Dengan bimbingan Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala
masalah apapun yang kita hadapi, akan dapat kita lalui tanpa putus asa
Alloh Maha pengasih
dan Maha penyayang
Ayat pertama
dalam surat Al Faatihah yang berbunyi: ”Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang” (Al Faatihah :1)
Memberikan suatu
kekuatan kepada kita untuk tidak berputus asa ketika ujian dan cobaan datang.
Ayat tersebut memotivasi kita untuk tidak lelah berjuang dalam menjalani hidup
ini. Kita harus yakin bahwa Alloh Subhaanahu Wa
Ta’ala yang Mahapengasih dan
Mahapenyayang akan membalas segala jerih payah dan kesabaran dalam menjalani
semua ujian dan cobaan. Balasan tersebut dapat kita rasakan di dunia dan bila
tidak, insyaa Alloh akan kita nikmati di Syurga kelak. Aamiin.
Ada pahala dibalik kesabaran
"Kecuali
orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh;
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar." (QS.Huud : 11)
Ayat di atas
menggambarkan betapa orang-orang yang sabar terhadap bencana akan memperoleh
ampunan dan pahala yang besar. Jadi untuk apa putus asa? Kesabaran yang
menyertai ikhtiar kita dalam menjalani segala ujian akan melahirkan sikap
positif. Kita tidak akan banyak mengeluh dan berkhusnudzon kepada Alloh
Subhaanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan ujian kepada kita. Kita
akan senantiasa termotivasi untuk mencari jalan ke luar apa pun hasilnya nanti.
Bersabarlah karena, buah dari kesabaran ini luar biasa yaitu ampunan dan
pahala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar