Persiapan
Menghadapi Psikotes
Jika
suatu ketika Anda mengikuti psikotes, konsultan pada Dunamis Intermaster, Tomy
Sudjarwadi, menyarankan untuk mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama,
Anda harus yakin terlebih dahulu bahwa posisi yang akan dimasuki lewat tes itu
bukan semata-mata karena pertimbangan ekonomis, yakni untuk mendapatkan
pekerjaan dan uang saja. Namun, harus ada unsur kecocokan dengan kemampuan.
Kedua,
persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya mampu
mengerjakan tes. Namun, ketegangan membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena
itu, Anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik
menjadi prima.
Ketiga,
jangan melihat jawaban orang lain. Pasalnya, hal tersebut akan membuat hasil
Anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya.
Jangan lupa untuk menjawab apa yang Anda ketahui terlebih dahulu.
Keempat,
setiap psikotes ada pemetaannya. Artinya, setiap tes ada tujuannya. Ada tes
ketelitian, kreativitas, dan kecerdasan. Hal-hal seperti ini harus di antisipasi dari awal.
(Sumber: Tempo News Room)
Psikotes Mengukur Potensi Dasar Yang Dimiliki
Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga
bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa
adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak
menggurui, dan sopan.
Wawancara dalam tes
psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini
bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta
sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in
the right place."
Dalam hal bobot jawaban, misalnya, apakah ia memberikan jawaban
yang berbelit-belit. Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari
berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang untuk menjawab pertanyaan.
Dalam wawancara psikologi diperlukan jawaban yang tidak
mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak
usah ditambah-tambah.
Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang
tidak didapatkan dari tes tertulis. Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus,
tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan.
Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan. Yang pertama, Kerapian dan kesopanan berpakaian juga
dipertimbangkan. Sikap pun memberikan nilai penting. Menempatkan diri pada
posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat.
Selain itu dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma.
Misalnya, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan
duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele,
langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu
ditutup-tutupi.
Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai
atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Yang
tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil
tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. (GCM/is)
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis.
Hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui
proses wawancara. Dalam hal ini, Anda dituntut untuk benar-benar menguasai
bidang pekerjaan yang Anda lamar, sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan
dapat dijawab dengan memuaskan. (Sumber:
GloriaNet)
Tujuan Psikotes / Wawancara
Wawancara memberikan kesempatan untuk menjelaskan secara langsung
pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya. Selain itu
wawancara juga untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan
gaya hidup atau kepribadian pelamar. Wawancara merupakan salah satu cara untuk
menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan pekerjaan yang
ditawarkan.
Secara
umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
1.
Untuk mengetahui kepribadian si pelamar
2.
Untuk mendapatkan informasi
tambahan yang diperlukan selain tes tertulis.
MENGATASI PERTANYAAN YANG
BERSIFAT PRIBADI
Di
Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang
bersifat pribadi.
Contoh:
Menanyakan latar belakang pelamar
(orangtua, saudara, istri, suami, anak, status, agama,
suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa. Pelamar harus
menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat.
HAL-HAL
BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :
(1) Melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan
diajukan pewawancara.
(2) Berpakaian rapi dan sopan sesuai standart ketimuran dan
jangan berlebihan/mencolok.
(3)
Jangan datang terlambat.
(4)
Jangan Merokok, mengunyah permen atau bersandar.
(5)
Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut.
(6)
Jangan Membuat lelucon / melucu.
(7)
Jangan menjawab "tidak tahu" atau
"entahlah".
(8)
Jangan terlalu lama berpikir setiap kali menjawab.
(9) Jangan sekali-kali mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal
yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
(10) Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau
jangan menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama.
(11) Jangan memberikan jawab palsu, berbohong atau memanipulasi.
(12) Jangan menelpon atau menerima telepon, (sebaiknya hand phone
dimatikan sewaktu wawancara).
(13) Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara
Cara Berpakaian Yang Baik Dalam Wawancara
1.
Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut.
2.
Berpakaian dengan warna yang tidak mencolok / norak.
3. Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan. (Sumber: Kompas Cyber Media kcm)
Selamat
mencoba dan semoga anda sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai
dengan yang anda inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar