Senin, 14 Juli 2014

ABDURRAHMAN BIN 'AUF



Oleh : Rahmat

Siapa Abdurrahman bin 'Auf?
Adalah seorang shahabat yang pernah membagikan 700 kendaraan yang syarat dengan muatan kepada penduduk Madinah.

Adalah seorang shahabat yang menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar dan dibagikanya kepada keluarganya, para istri nabi, dan kaum fakir miskin.

Adalah seorang shahabat yang menyerahkan 500 ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam dan dihari lain 1500 kendaraan

Adalah seorang shahabat yang mewasiatkan 50 ribu dinar untuk jalan Alloh Ta’ala dan 400 dinar untuk para veteran perang Badar

Nilai-nilai tersebut adalah nilai saat itu, jika ingin mengetahui nilai sebenarnya harus dikonversikan ke nilai saat ini. Kuda dan unta tidak bisa dikonversi ke harga kuda dan unta saat ini, tetapi harus dikonversi ke harga kendaraan saat ini, karena kuda dan unta saat itu sebagai kendaraan utama. Begitu juga untuk uang harus dikonversikan ke nilai saat ini. 

Itulah Abdurrahman bin 'Auf, seorang yang berwatak dinamis, kesenangannya dalam amal yang mulia dimana juga adanya ....Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid, dan tidak sedang berjihad dalam mempertahankan Agama tentulah ia sedang mengurus perniagaannya yang berkembang pesat, kafilah-kafilahnya membawa ke Madinah dari Mesir dan Syria barang-barang muatan yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh jazirah Arab berupa pakaian dan makanan..... 

Ada beberapa poin yang bisa kita pelajari dari kehidupan beliau. Beberapa pelajaran yang bisa mengubah paradigma keliru atau mitos tentang keberhasilan dalam berusaha dan harta.

Bukan harta yang menentukan kita masuk surga atau neraka. 

Ada, atau bahkan mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa untuk meraih akhirat mereka meninggalkan dunia. Sementara Abdurrahman bin 'Auf adalah orang yang sangat kaya raya tetapi mendapat jaminan masuk surga. Harta akan menyebabkan kita masuk neraka jika mendapatkannya dan membelanjakannya dengan cara yang tidak diridlai oleh Alloh Ta’ala 

Modal uang bukan satu-satunya modal dalam berusaha.
Saat Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wa Sallam mempersaudarakannya dengan Sa'ad bin Rabi', seroang penduduk Madinah yang kaya, menawarkan setengah harta dan seorang istri. Tetapi Abdurrahman bin 'Auf menolaknya dengan baik dan memintanya untuk ditunjukan letak pasar. Beliau pergi ke pasar dan berdagang di sana sampai memperoleh keuntungan. Beliau tidak meminta uang ke shahabatnya.

Menjual adalah keterampilan yang sangat penting.
Kemampuan menjual adalah salah satu faktor keberhasilan beliau dalam berniaga. Sehabis hijrah, tanpa membawa harta dari Mekah, beliau hanya minta ditunjukan letak pasar, kemudian beliau berhasil membawa keuntungan. Menurut riwayat, barang apapun yang beliau perjual belikan akan membawa keuntungan yang besar. Sehingga bukan barangnya (produk/jasa) yang menentukan beliau sukses, tetapi kemampuan menjualnya

Manajemen waktu yang baik
Seperti disebutkan di atas, bahwa beliau meskipun seorang saudagar kaya, tetapi hidupnya tidak untuk dagang saja. Beliau rajin datang ke masjid beliau juga ikut berperang. Beliau adalah salah satu tentara saat perang Badar, perang Uhud, dan beberapa peperangan lainnya.

Bersih
Beliau selalu berniaga dengan modal dan barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram dan syubhat.

Belanja di jalan Alloh Ta’ala  tidak akan menghabiskan harta
Teladan dari beliau adalah salah satu bukti bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Alloh tidak akan membuat kita miskin.

Tidak bermewah diri
Dalam cerita yang lain, jika seseorang yang belum mengenal beliau saat bersama dengan para pelayannya, maka orang tersebut tidak akan membedakan mana majikan, mana pelayan.

Dicari Abdurrahman bin Auf Masa Kini
Meski bukan solusi dari masalah secara kesuluruhan, kehadiran Abdurrahman bin 'Auf saat ini akan sangat membantu pergerakan dakwah kita. Bukankah banyak sekali agenda dakwah yang memerlukan biaya tidak sedikit? Mungkin tidak harus sekaya beliau, cukup lebih baik dari keadaan saat ini beberapa kali lipat saja, sungguh akan sangat membantu pergerakkan dakwah kita. 

Namun pertanyaannya, bagaimana membentuk Abdurrahman bin 'Auf-Abdurrahman bin 'Auf masa kini? Jika kita melihat dari pelajaran yang kita ambil dari Abdurrahman bin 'Auf, untuk menjadi seperti beliau kita harus mau mendidik diri sendiri memiliki sikap dan keterampilan seperti beliau. Sikap dan keterampilan adalah hal yang bisa kita pelajari, bisa dipelajari oleh semua orang, sementara sikap dan keterampilan ini adalah modal utama dalam berbisnis. Mengenai modal uang, bisa mengikuti jika kita telah memiliki sikap dan keterampilan yang memadai. Sudah terlalu banyak contoh orang yang berhasil dalam bisnis tanpa modal uang atau dengan modal uang yang sedikit. 

Kegiatan dakwah pun tidak bisa menjadi alasan untuk tidak berusaha. Puluhan bekas luka ada di tubuh Abdurrahman bin 'Auf, giginya rontok akibat perang, ke masjid pun tetap rajin, tetapi tidak menghalangi beliau untuk sukses sebagai seorang saudagar. Sebaliknya, kegiatan bisnis pun tidak bisa menjadi alasan untuk tidak berdakwah dan jihad, sebab Abdurrahman bin 'Auf adalah contoh sempurna yang bisa mengatur kehidupan ibadah, berdakwah, jihad, dan berdagang.

Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Aamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar