Oleh : Rahmat
Siapa Abdurrahman bin 'Auf?
Adalah seorang shahabat yang pernah membagikan
700 kendaraan yang syarat dengan muatan kepada penduduk Madinah.
Adalah seorang shahabat yang menjual tanahnya
seharga 40 ribu dinar dan dibagikanya kepada keluarganya, para istri nabi, dan
kaum fakir miskin.
Adalah seorang shahabat yang menyerahkan 500 ekor
kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam dan dihari lain 1500 kendaraan
Adalah seorang shahabat yang mewasiatkan 50 ribu
dinar untuk jalan Alloh
Ta’ala dan 400
dinar untuk para veteran perang Badar
Nilai-nilai tersebut adalah nilai saat itu, jika ingin mengetahui
nilai sebenarnya harus dikonversikan ke nilai saat ini. Kuda dan unta tidak
bisa dikonversi ke harga kuda dan unta saat ini, tetapi harus dikonversi ke
harga kendaraan saat ini, karena kuda dan unta saat itu sebagai kendaraan
utama. Begitu juga untuk uang harus dikonversikan ke
nilai saat ini.
Itulah Abdurrahman bin 'Auf, seorang yang berwatak dinamis, kesenangannya dalam amal yang mulia dimana juga adanya ....Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid, dan tidak sedang berjihad dalam mempertahankan Agama tentulah ia sedang mengurus perniagaannya yang berkembang pesat, kafilah-kafilahnya membawa ke Madinah dari Mesir dan Syria barang-barang muatan yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh jazirah Arab berupa pakaian dan makanan.....
Ada beberapa poin yang bisa kita pelajari
dari kehidupan beliau. Beberapa pelajaran yang bisa mengubah
paradigma keliru atau mitos tentang keberhasilan dalam berusaha dan harta.
Bukan harta yang menentukan kita masuk
surga atau neraka.
Ada, atau bahkan mungkin
banyak orang yang beranggapan bahwa untuk meraih akhirat mereka meninggalkan
dunia. Sementara Abdurrahman bin 'Auf adalah orang yang sangat kaya raya tetapi
mendapat jaminan masuk surga. Harta akan menyebabkan kita masuk neraka jika
mendapatkannya dan membelanjakannya dengan cara yang tidak diridlai oleh Alloh Ta’ala
Modal uang bukan satu-satunya modal
dalam berusaha.
Saat Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wa Sallam
mempersaudarakannya dengan Sa'ad bin Rabi', seroang penduduk Madinah yang kaya,
menawarkan setengah harta dan seorang istri. Tetapi Abdurrahman bin 'Auf
menolaknya dengan baik dan memintanya untuk ditunjukan letak pasar. Beliau
pergi ke pasar dan berdagang di sana sampai memperoleh keuntungan. Beliau
tidak meminta uang ke shahabatnya.
Menjual adalah keterampilan
yang sangat penting.
Kemampuan menjual adalah salah satu faktor
keberhasilan beliau dalam berniaga. Sehabis hijrah, tanpa membawa harta dari
Mekah, beliau hanya minta ditunjukan letak pasar, kemudian beliau berhasil
membawa keuntungan. Menurut riwayat, barang apapun yang beliau perjual belikan
akan membawa keuntungan yang besar. Sehingga bukan barangnya (produk/jasa) yang
menentukan beliau sukses, tetapi kemampuan menjualnya
Manajemen waktu yang baik
Seperti disebutkan di atas, bahwa beliau meskipun
seorang saudagar kaya, tetapi hidupnya tidak untuk dagang saja. Beliau rajin
datang ke masjid beliau juga ikut berperang. Beliau adalah salah satu tentara
saat perang Badar, perang Uhud, dan beberapa peperangan lainnya.
Bersih
Beliau selalu berniaga dengan modal dan barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram dan syubhat.
Beliau selalu berniaga dengan modal dan barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram dan syubhat.
Belanja di jalan Alloh
Ta’ala tidak akan menghabiskan harta
Teladan dari beliau adalah salah satu bukti bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Alloh tidak akan membuat kita miskin.
Teladan dari beliau adalah salah satu bukti bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Alloh tidak akan membuat kita miskin.
Tidak bermewah diri
Dalam cerita yang lain, jika seseorang yang belum mengenal beliau saat bersama dengan para pelayannya, maka orang tersebut tidak akan membedakan mana majikan, mana pelayan.
Dalam cerita yang lain, jika seseorang yang belum mengenal beliau saat bersama dengan para pelayannya, maka orang tersebut tidak akan membedakan mana majikan, mana pelayan.
Dicari Abdurrahman bin Auf Masa Kini
Meski bukan solusi dari masalah secara kesuluruhan, kehadiran
Abdurrahman bin 'Auf saat ini akan sangat membantu pergerakan dakwah kita.
Bukankah banyak sekali agenda dakwah yang memerlukan biaya tidak sedikit?
Mungkin tidak harus sekaya beliau, cukup lebih baik dari keadaan saat ini
beberapa kali lipat saja, sungguh akan sangat membantu pergerakkan dakwah
kita.
Namun pertanyaannya, bagaimana membentuk Abdurrahman bin 'Auf-Abdurrahman bin 'Auf masa kini? Jika kita melihat dari pelajaran yang kita ambil dari Abdurrahman bin 'Auf, untuk menjadi seperti beliau kita harus mau mendidik diri sendiri memiliki sikap dan keterampilan seperti beliau. Sikap dan keterampilan adalah hal yang bisa kita pelajari, bisa dipelajari oleh semua orang, sementara sikap dan keterampilan ini adalah modal utama dalam berbisnis. Mengenai modal uang, bisa mengikuti jika kita telah memiliki sikap dan keterampilan yang memadai. Sudah terlalu banyak contoh orang yang berhasil dalam bisnis tanpa modal uang atau dengan modal uang yang sedikit.
Kegiatan dakwah pun tidak bisa menjadi alasan untuk tidak
berusaha. Puluhan bekas luka ada di tubuh Abdurrahman bin 'Auf, giginya rontok
akibat perang, ke masjid pun tetap rajin, tetapi tidak menghalangi beliau untuk
sukses sebagai seorang saudagar. Sebaliknya, kegiatan bisnis pun tidak bisa
menjadi alasan untuk tidak berdakwah dan jihad, sebab Abdurrahman bin 'Auf
adalah contoh sempurna yang bisa mengatur kehidupan ibadah, berdakwah, jihad,
dan berdagang.
Semoga menjadi pelajaran
bagi kita semua. Aamiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar