Sehabis
shalat ashar berjama'ah dimasjid, Arif menjumpai sahabatnya Ahmad. Sambil
berjabatan tangan Arif mengucapkan salam dan sedikit berbincang-bincang dengan
Ahmad.
"Bagaimana
dengan bisnismu Mad?" tanya Arif tak lepas dari tersenyum. Arif memang
terkenal orang yang ramah selalu tersenyum saat menyapa siapa pun.
"Alhamdulillah,
Alloh masih memberiku rezeki
lewat bisnis saya." Jawab Ahmad.
"Sebenarnya
saya juga ingin terjun ke bisnis, tetapi saya belum siap. Saya juga masih takut
kalau harus meninggalkan kerja. Ngomong-ngomong bagaimana caranya yah?"
"Apa
yang sudah kamu lakukan untuk mencapai keinginanmu itu?" tanya Ahmad
Arif
cuma tersenyum. Bukan hanya Arif, banyak orang yang memiliki impian, tetapi dia
tidak membangun jembatan menuju impiannya. Banyak yang hanya mengatakan ingin
itu ingin ini, tetapi tidak ada yang dilakukan untuk mencapai tujuannya itu.
"Kamu
sudah bagus Rif, kamu sudah memiliki keinginan. Itulah langkah awal untuk
mencapai kesuksesan. Namun tidak cukup sampai disitu." jelas Ahmad.
"Lalu
apa yang harus saya lakukan?" tanya Arif penuh harap.
"Menurutmu
apa yang menghalangi kamu langsung terjun ke bisnis?"
"Intinya
ada dua Mad, yang pertama saya merasa belum mempunyai kemampuan bisnis,
kemudian yang kedua ialah masalah keuangan." kata Arif menjelaskan.
"Masalah
keuangan bagaimana maksudnya?" tanya Ahmad.
"Yah,
pertama untuk modal, kedua saya akan kehilangan gaji saya selama ini sehingga
tidak bisa menafkahi keluargaku."
"OK, kalau gitu, jangan dulu lepas kerja kamu. Kamu
tetap saja bekerja sampai kamu siap, baik siap dari segi kemampuan maupun
keuanganmu. Mulailah dari sekarang kamu merencanakan untuk mengatasi semua
hambatan yang ada dihadapan kamu." jelas Ahmad.
"Oh gitu yah, jadi saya harus merencanakannya
yah?"
"Betul, rencana adalah jembatan kamu menuju mimpimu,
jika tidak membuat rencana berarti kamu tidak memiliki pijakan langkahmu menuju
apa yang kamu cita-citakan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar