Senin, 14 Juli 2014

AGAR TETAP BAHAGIA



Oleh : Rahmat

Kebahagiaan adalah kondisi pikiran di mana kebanyakan pikiran menyenangkan. Kebahagiaan adalah kebiasaan mental, sikap mental, dan bisa dipelajari. Jika Anda ingin bahagia, Anda harus bahagia. Bukan bahagia karena sesuatu. 

"Kebanyakan orang itu menjadi bahagia sejauh mereka putuskan sendiri bahwa mereka bahagia", kata Abraham Lincoln. 

Jadi kebahagiaan itu dihasilkan oleh keputusan Anda, oleh ide-ide Anda, pikiran-pikiran Anda, dan sikap-sikap Anda, bukan oleh suatu objek dan bukan pula oleh kondisi lingkungan Anda. 

Sungguh rugi manusia yang bahagia karena sesuatu yang diinginkannya tercapai, jika tidak, dia tidak akan bahagia. Begitu juga, jika dia hanya bisa bahagia karena lingkungan yang bagus, kebahagiaan dia akan terombang-ambing tergantung lingkungan. Sementara kita tidak punya kuasa untuk mengubah lingkungan. 

Anda tidak bisa menutupi alam semesta agar tidak terlihat. Tetapi akan jauh lebih mudah menutup mata kita, dan alam semesta langsung tidak terlihat. Anda akan lebih mudah menuntut pikiran Anda untuk bahagia, ketimbang menuntut semua orang serta lingkungan Anda sesuai dengan keinginan Anda. 

Masalah juga bukan penyebab kita tidak bahagia, karena jika demikian tidak akan orang yang bahagia. Tidak ada orang yang bebas dari masalah. Masalah adalah teman hidup, setiap makhluk hidup di dunia ini selalu memiliki masalah. Hewan memerlukan makanan, itu adalah masalah. Hewan terancam pemangsa, itu juga masalah. Apalagi manusia yang memiliki kehidupan sangat kompleks, wajar jika masalah selalu menyertai kita. 

Anda gagal mencapai tujuan, itu bukan karena sifat pribadi Anda. Anda masih memiliki kesempatan berhasil. Berbahagialah karena Anda mendapatkan pelajaran. Anda tidak bisa mengubah lingkungan, maka ubahlah sikap Anda menghadapi lingkungan. Dan masalah adalah teman hidup Anda. Anda hanya tinggal menjalani hidup, dan berbahagialah. Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Alloh SWT dalam membina diri kita. Tentu saja jika kita benar menyikapinya.

Kebahagiaan adalah bukanlah yang terjadi pada Anda. Kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda lakukan sendiri dan Anda tentukan sendiri. Saya ulangi disini, bahwa kebahagiaan adalah kondisi pikiran, oleh karena itu kita bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri sebab kita bisa memilih pikiran- pikiran kita dan bahkan memilih citra diri kita. 

Bagaimana cara memilih pikiran-pikiran dan citra diri kita? Pernahkan Anda melihat ada seseorang akan melakukan sesuatu hal yang besar, kemudian dia mengepalkan tangan sambil berkata "Saya pasti bisa". Mungkin Anda telah melakukannya. Dengan mengatakan "Saya pasti bisa" Anda sudah memilih pikiran Anda dan citra diri Anda. 

Pikiran Anda akan menangkap bahwa Anda bisa melakukannya dan Anda juga sudah membentuk citra diri bahwa Anda adalah tipe orang yang bisa melakukan sesuatu yang besar. Kini kita tinggal mengembangkan teknik yang sederhana itu, untuk diterapkan lebih luas. Teknik ini apa yang dikenal dengan afirmasi, penegasan, atau sugesti pribadi. Banyak ahli motivasi yang menganjurkan teknik ini. 

Teknik afirmasi akan sangat mempengaruhi kita jika lebih sering melakukannya. Semakin sering akan semakin menjadi kebiasaan yang akan tertanam atau melekat pada pikiran kita. Jika kita sudah terbiasa menggunakan teknik afirmasi, maka hasilnya pun akan terbiasa ada pada diri kita. 

Kebiasaan lain yang perlu dikembangkan oleh Anda jika ingin tetap bahagia adalah kebiasaan mengingat-ngingat hal yang menyenangkan, bisa berupa kejadian atau pencapaian Anda masa lalu. Biasakanlah untuk selalu mengingat kebaikan atau hal- hal menyenangkan yang ada pada diri orang-orang yang dekat dengan Anda, sehingga setiap Anda bertemu dengan mereka, perasaan bahagia akan muncul. 

Jadi jika Anda ingin bahagia, Anda harus mengembangkan kebiasaan-kebiasaan melakukan afirmasi. Setidaknya hanya mengucapkan hal-hal yang positif saja. Kemudian biasakanlah untuk mengingat hal-hal yang baik dan menyenangkan baik pada diri Anda maupun orang lain yang dekat dengan Anda. 

Tahukah Anda, bahwa manusia terganggu bukan oleh apa yang terjadi pada mereka, tetapi oleh opini mereka yang salah tentang apa yang terjadi tersebut. 

Contoh: Ayah saya menginginkan semua anaknya sekolah yang tinggi. Lalu ada yang mengatakan bahwa karena ayah saya tidak punya uang yang banyak maka mustahil bisa menyekolahkan anak-anaknya. Ayah saya tidak memiliki uang itu adalah fakta, tetapi orang yang mengatakan "mustahil bisa menyekolahkan anak-anaknya" itu hanya sebuah opini. Kenyataannya opini tersebut salah. 

Anda gagal melakukan suatu pekerjaan, kemudian Anda berkata "Saya tidak mungkin bisa melakukan pekerjaan ini" Adalah faktanya memang Anda gagal, tetapi kalimat yang berbunyi "Saya tidak mungkin bisa melakukan pekerjaan ini", adalah opini Anda sendiri. Mungkin salah mungkin benar. 

"Bagaimana saya bisa bahagia jika saya rugi 200 juta rupiah" Rugi 200 juta rupiah adalah fakta, tetapi tidak mungkin bahagia adalah hanya opini saja. 

Yang namanya opini, bisa salah atau bisa benar. Tidak ada salahnya jika Anda menengok pendapat-pendapat Anda sendiri saat ini. Telaahlah (Anda insya Allah bisa) apakah pendapat Anda itu sebuah keyakinan, kepercayaan, atau hanya sebuah opini. 

Jadi, jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini. Lakukan latihan ini pada masalah, ancaman, atau kegagalan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Anda juga bisa melatihnya dalam imajinasi Anda, terhadap ancaman, masalah, kegagalan yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Meskipun hanya dalam imajinasi, insya Allah akan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar